Kuota Pertalite Menipis, Menkeu : Bisa Habis Akhir September

26 Agustus 2022, 12:30 WIB
Menteri Keuangan Sri Mulyani /Antara/HO-Kemenkeu//

PRFMNEWS - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani menyatakan bahwa alokasi bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi tipe pertalite tidak akan bisa mencukupi kebutuhan sampai akhir tahun. Malahan, dia menyebut jika stok yang ada saat ini hanya mampu bertahan paling lama hingga bulan September mendatang.

Pernyataan tersebut disampaikan saat Sri Mulyani di Gedung DPD RI, Jakarta.

"Kalau diikuti pertengahan bahkan akhir September habis untuk Pertalite," katanya pada Kamis, 25 Agustus 2022.

Baca Juga: Terbukti Langgar Kode Etik Polri, Ferdy Sambo Diganjar 2 Sanksi Terkait Kasus Pembunuhan Brigadir J

"Saat ini volume penjualan Pertalite sudah mencapai 16,4 juta kiloliter (KL) dari kuota yang ditentukan pada tahun ini mencapai 23 juta KL, sehingga secara hitung-hitungan stok Pertalite tersisa tinggal 6,6 juta KL," lanjutnya.

Menurutnya, saat ini subsidi energi tahun 2022 yang senilai Rp502 triliun mayoritas dinikmati oleh orang kaya ketimbang kelompok miskin, sehingga jika subsidi ditambah lagi sama artinya dengan mensubsidi orang kaya.

"Jadi memang kalau subsidi diberikan melalui barang dan barangnya dikonsumsi orang mampu ya kita mensubsidi orang mampu, meski memang ada juga orang tidak mampu yang merasakan tetapi porsinya kecil. Ini yang perlu dipikirkan," tutur Menkeu Sri Mulyani dalam Rapat Kerja dengan Komite IV Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI di Jakarta, seperti yang dikutip prfmnews.id dari Antara.

Baca Juga: Bebas dari Penjara, Dada Rosada: Kalau Saya Diminta Jadi Gubernur Saya Siap

Ungkapan yang sama juga dikatakan oleh Anggota Komisi VII DPR Mukhtarudin, menurutnya, 80 persen konsumen BBM bersubsidi adalah kalangan mampu.

“Pengawasan distribusinya yang saya lihat masih banyak bobol sana sini. Dari data saya sekitar 80 persen penikmat subsidi ini adalah dia yang mampu, sementara 20 persen adalah yang benar-benar masyarakat tidak mampu,” ucap Mukhtarudin.

Lebih lanjut, Sri juga mengatakan pemerintah awalnya hanya mengalokasikan anggaran subsidi serta kompensasi sebesar Rp 158 triliun. Angka ini kemudian membengkak menjadi Rp502 triliun lantaran terjadi lonjakan harga jual energi dunia akibat ketidakpastian yang masih terus berlangsung.

Baca Juga: Masterchef Indonesia Season 10 Buka Audisi Online, Berikut Cara Daftar dan Ketentuannya

“Pertalite harga di pompa bensin Rp7.650 per liter.Kalo kita bandingkan dengan itu harga seharusnya itu Rp14.450. Perbedaan yang sebesar Rp6.800 itu yang harus pemerintah bayar ke Pertamina,” kata Menkeu Sri Mulyani.***

Editor: Rifki Abdul Fahmi

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler