Gempa Banten jadi Penyebab Gunung Anak Krakatau Meletus? Begini Jawaban PVMBG

5 Februari 2022, 12:20 WIB
Gunung Anak Krakatau erupsi pada Jumat, 4 Februari 2022 /Dok PVMBG.


PRFMNEWS - Erupsi Gunung Anak Krakatau pada Jumat, 4 Februari 2022 disebut-sebut disebabkan gempa bumi Banten yang mengguncang pada hari yang sama.

Terkait hal ini, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi membantah kabar tersebut.

Dalam cuitan twitter resminya @PVMBG_, PVMBG menegaskan bahwa meletusnya Gunung Anak Krakatau pada 4 Februari tidak berkaitan dengan gempa bumi Banten.

Baca Juga: Hari Ini Gunung Anak Krakatau Erupsi 9 Kali, PVMBG: Masyarakat Jangan Berada di Radius 2 Km

"Apa gempa Banten kemaren menyebabkan Anak Krakatau erupsi?
Jawabannya: Tidak," tulis PVMBG, Sabtu 5 Februari 2022.

PVMBG menjelaskan, erupsi Anak Krakatau sudah terekam sejak pertengahan Januari 2022.

Tepatnya, aktivitas kegempaan sudah terjadi sejak periode 16 Januari hingga 4 Februari 2022, ditandai terekamnya 9 kali gempa letusan, 135 kali gempa Hembusan, 4 kali Tremor Harmonik, 499 kali gempa Low Frequency, dan aktivitas vulkanik lainnya.

Baca Juga: [HOAKS] Voice Note yang Sebutkan Adanya Gempa 8 SR Akibat Letusan Gunung Krakatau

Pada periode erupsi Februari 2022, peningkatan intrusi magmatik kemungkinan mulai terjadi sejak 20 Desember 2021 yang diindikasikan dengan terekamnya gempa Vulkanik Dalam dan Vulkanik Dangkal dalam jumlah yang cukup signifikan

Puncaknya, pada 4 Februari 2022 terekam 9 kali gempa Letusan yaitu pada pukul 09:43, 10:25, 10:28, 12:46, 13:00, 13:31, 13:41, 14:46 dan 17:07 WIB.

PVMBG pun merekomendasikan masyarakat untuk tidak beraktivitas dengan jarak diameter 2 kilometer dari Gunung Anak Krakatau.

Baca Juga: Satelit LAPAN-A2 Potret Gunung Anak Krakatau Pasca Erupsi

"Berdasarkan data-data visual dan instrumental, potensi bahaya dari aktivitas Gunung Anak Krakatau saat ini adalah lontaran material lava, aliran lava dan hujan abu lebat di sekitar kawah dalam radius 2 km dari kawah aktif. Sementara itu, hujan abu yang lebih tipis dapat terpapar di area yang lebih jauh bergantung pada arah dan kecepatan angin," tutur Kepala Badan Geologi Eko Budi Lelono.***

 

Editor: Rizky Perdana

Tags

Terkini

Terpopuler