Wajar Mutu Pendidikan Indonesia Rendah Jika Aksi Kekerasan di Sekolah Masih Terjadi

19 Februari 2020, 08:17 WIB
Potongan video guru yang sedang memukuli siswanya di Lapangan SMAN 12 Bekasi //Screenshoot Video

BANDUNG, (PRFM) - Pengamat pendidikan dari Center of Education Regulations and Development Analysis (CERDAS) Indra Charismiadji mengkritisi tindakan guru yang melakukan aksi kekerasan terhadap muridnya. Karenanya tidak aneh jika mutu pendidikan Indonesia berada di tingkat ke-71 dari 77 negara.

Menurutnya, cara pendisiplinan guru kepada murid masih dinilai menggunakan pendekatan di era kolonial. Sehingga harus ada tindakan nyata untuk membuat mutu pendidikan di Indonesia meningkat.

Parahnya, lanjut dia, jika terus begini pembangunan Sumber Daya Manusia yang dicanangkan pemerintah hanya akan menjadi retorika belaka. Sebelumnya viral di media sosial, seorang oknum guru di Bekasi melakukan tindak kekerasan pada muridnya lantaran terlambat datang ke sekolah.

Baca Juga: Kampung KB Bogor Didukung Jadi Contoh Nasional

"Ini potret betapa rendahnya mutu pendidikan Indonesia. Jadi masih sangat kolonial sekali style-nya. Itu yang membuat memang mutu pendidikan kita dinilai salah satu yang terendah di seluruh dunia. Ini harus segera ada perubahan kalau tidak pembangunan SDM itu hanya berhenti di retorika saja," paparnya saat on air di Radio PRFM 107,5 News Channel, Selasa (18/2/2020).

Selain itu, Indra menilai banyak guru di Indonesia yang tidak memiliki kemampuan pedagogi atau ilmu serta seni dalam mengajar secara modern. Hal itu salah satunya disebut karena guru tersebut tidak ingin belajar.

"Maksudnya baik tapi caranya tidak harus dengan kekerasan, banyak cara lain untuk meningkatkan kedisiplinan. Banyak guru kita yang tidak mampu memiliki kemampuan pedagogi yang modern karena banyak sekali yang tidak mau belajar. Ini yang korbannya generasi penerus kita," ujar Indra.

Oleh karenanya, Indra menyebut harus ada peran aktif dari guru untuk juga turut belajar tentang cara mengajar pada anak zaman sekarang. Sehingga hal itu pun berdampak pada murid yang diajarnya.

Baca Juga: Bencana Alam Landa Wilayah Garut, Satu Orang Tewas Tertimbun Longsor

"Kalau gurunya tidak mau belajar ya muridnya juga tidak mau belajar. Jadi disini konteksnya adalah gurunya tidak mau mempelajari gimana sih cara mendidik di era sekarang yang tantangannya sangat berbeda," paparnya.

Ia menambahkan, perkembangan zaman pun terlihat dari pekerjaan ada saat ini. Jika dahulu banyak orang yang bekerja di pabrik-pabrik, saat ini malah cenderung pada industri kreatif.

"Kalau kita lihat zaman dulu itu banyaknya kerjanya di pabrik jadi memang harus saklek. Sedangkan kalau sekarang bahkan tidak ada jam kerja tidak ada seragam tapi kita tidak bisa mengatakan mana yang lebih baik, memang itu perubahan era-nya seperti itu," jelas Indra.

Editor: Rifki Abdul Fahmi

Tags

Terkini

Terpopuler