Pengamat Sebut Work From Home dan Social Distancing Sebabkan Risiko Baik bagi Ekonomi

- 17 Maret 2020, 10:21 WIB
Ilustrasi Uang
Ilustrasi Uang /Ilustrasi PRFM

BANDUNG, (PRFM) - Kebijakan bekerja dari rumah atau Work from Home dan menjaga jarak sosial atau Social Distancing untuk memutus rantai penyebaran virus corona (Covid-19) selama 14 hari, menimbulkan pro dan kontra. Hal itu karena kebijakan ini dilematis dengan kondisi perekonomian masyarakat.

Meski demikian, Pengamat Sistem Manajemen dan Kebijakan Publik Oktri Muhamad Firdaus mengatakan, pihaknya setuju dengan kebijakan pemerintah yang memberlakukan karyawan untuk bisa bekerja meski dari rumah.

Pasalnya, Oktri menjelaskan, dari sisi rule manajemen risiko, pemerintah harusnya mencari risiko yang paling bisa dikendalikan. Artinya, jangan sampai pemerintah mengejar sisi ekonomi untuk tetap stabil, sedangkan penyebaran virus corona akan tetap masif.

Baca Juga: Pengamat: Meski Lakukan Work From Home dan Social Distancing, Kondisi Perekonomian di Kota Bandung Sudah Menurun Sejak Tahun 2019

"Jangan sampai kita mengejar sisi ekonomi untuk stabil, padahal justru jika penyebaran (Covid-19) semakin masif malah ekonomi tambah tidak stabil menurut saya," katanya saat On Air di Radio PRFM 107.5 News Channel, Selasa (17/3/2020).

Untuk itu, jelas Oktri, seharusnya perusahaan bisa mengambil langkah agar tidak tergantung terhadap person atau dalam hal ini karyawan, dah lebih mementingkan terhadap sistem.

"Saya pikir inilah salah satu momentum bagi perusahaan-perusahaan untuk mengurangi ketergantungan terhadap person. Mengurangi defent on person tapi defent on sytem," jelasnya.

Meski demikian, ia menilai perusahaan bisa mengejar target meski bekerja hanya dari rumah.

"Meskipun ada perusahaan yang siap, ada juga perusahaan yang kaget." Tutupnya.

Editor: Rifki Abdul Fahmi


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x