Network
BANDUNG, (PRFM) – Untuk mengurangi residu sampah, Pakar Teknologi Tepat Guna, Simon Yudistira Sanjaya menawarkan solusi dengan road barrier dan batu trotoar berongga. Menurutnya, rongga yang ada road barrier mampu menyimpan 40 liter residu sampah plastik dan batu berongga bisa menampung sebesar 5 liter residu sampah plastik.
Adapun yang termasuk residu sampah plastik adalah sampah yang tidak dapat didaur ulang seperti plastik Oriented Polystyrene (OPP) yang ada di bungkus makanan dan plastik multilayer yang menggunakan lapisan silver. Bahkan, lanjut Simon, residu sampah bekas masker pun berpotensi membahayakan lingkungan.
“Jadi saya bikin road barrier dari beton tapi ada rongganya di tengah bisa diisi 5 liter. Jadi bisa saat bikin trotoar di kota kecil kan masih jarang, nah itu bikin batu trotoar yang berongga. Sehingga, sambil bangun trotoar residu sampah plastik dapat diatasi,” ujarnya saat on air di Radio PRFM 107,5 News Channel, Minggu (1/3/2020).
Baca Juga: Laga Pembuka Persib Bandung di Liga 1, 23 Ribu Penonton Telah Padati Area Stadion si Jalak Harupat
Ia mengaku, dirinya pun telah menawarkan solusi ini kepada pemerintah. Namun, hingga saat ini pemerintah belum menanggapi secara serius.
“Saya sudah usul saat ada Citarum Harum Expo, saya sudah sampaikan ke Gubernur, Kementerian PUPR, bahkan Bupati Bandung, Sekda-nya muji ini bagus sekali. Tapi semua tidak ada respon,” ungkapnya.
Menurutnya, satu road barrier buatannya hanya seberat 330 kg. Berbeda dengan road barrier beton milik pemerintah beratnya mencapai 500 kg. Terkait dengan ongkos produksinya, Simon pun menyebut harganya lebih murah dibandingkan harga road barrier yang terbuat dari plastik.
Baca Juga: BorSya Grup Siap Kembangkan Industri Kosmetik & Fashion di Indonesia Timur
