Berikut adalah rincian tiga cara penularan Leptospirosis:
- Kontak langsung antara kulit dengan urin hewan pembawa bakteri Leptospira.
- Kontak antara kulit dengan air dan tanah yang terkontaminasi urin hewan pembawa bakteri Leptospira.
- Mengonsumsi makanan yang terkontaminasi urin hewan pembawa bakteri penyebab Leptospirosis.
Bakteri Leptospira dapat masuk ke dalam tubuh melalui luka terbuka, baik luka kecil seperti luka lecet, maupun luka besar seperti luka robek, juga bisa masuk melalui mata, hidung, mulut, dan saluran pencernaan.
Ada 5 faktor risiko yang meningkatkan potensi seseorang terkena Leptospirosis, yaitu:
- Menghabiskan sebagian besar waktunya di luar ruangan, seperti pekerja tambang, petani, dan nelayan.
- Sering berinteraksi dengan hewan, seperti peternak atau pemilik hewan peliharaan.
- Memiliki pekerjaan yang berkaitan dengan saluran pembuangan atau selokan.
- Tinggal di daerah rawan banjir.
- Sering melakukan olahraga atau rekreasi air di alam bebas.
Penderita Leptospirosis juga bisa mengalami komplikasi seperti berikut jika tidak ditangani dengan benar:
- Cedera ginjal akut.
- Trombositopenia
- Perdarahan saluran cerna.
- Perdarahan paru
- Gagal hati
- Rhabdomyolysis atau kerusakan otot rangka.
- Penggumpalan darah yang tersebar di seluruh tubuh.
- Gagal jantung
- Keguguran pada ibu hamil.
Selanjutnya penting bagi Anda mengetahui beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah dan mengurangi risiko penyebaran infeksi Leptospirosis, antara lain: