Adi Hidayat Memberikan 4 Etika saat I'tikaf di Masjid saat 10 Malam Terakhir Ramadhan

- 11 April 2023, 16:50 WIB
Ilustrasi ibadah itikaf di bulan Ramadhan.
Ilustrasi ibadah itikaf di bulan Ramadhan. /Pixabay/surgull01


PRFMNEWS - Itikaf memiliki arti yaitu berdiam diri atau menetap di masjid dalam rangka mencari keridhaan Allah serta bermuhasabah atas segala perbuatan yang dilakukan.

Karena dalam konteks ini adalah menetap di masjid maka seseorang dikatakan batal i'tikafnya jika meninggalkan masjid.

Dalam Al Quran surah Al Baqarah ayat 187 diterangkan tentang itikaf.

Baca Juga: Turunnya Al Quran pada Malam Lailatul Qadar atau 17 Ramadhan? Begini kata Ustadz Abdul Somad

وَكُلُوْا وَاشْرَبُوْا حَتّٰى يَتَبَيَّنَ لَكُمُ الْخَيْطُ الْاَبْيَضُ مِنَ الْخَيْطِ الْاَسْوَدِ مِنَ الْفَجْرِۖ ثُمَّ اَتِمُّوا الصِّيَامَ اِلَى الَّيْلِۚ وَلَا تُبَاشِرُوْهُنَّ وَاَنْتُمْ عَاكِفُوْنَۙ فِى الْمَسٰجِدِ ۗ تِلْكَ حُدُوْدُ اللّٰهِ فَلَا تَقْرَبُوْهَاۗ كَذٰلِكَ يُبَيِّنُ اللّٰهُ اٰيٰتِهٖ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَّقُوْنَ

“Makan dan minumlah hingga jelas bagimu (perbedaan) antara benang putih dan benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa sampai (datang) malam. Tetapi jangan kamu campuri mereka, ketika kamu beri'tikaf dalam masjid. Itulah ketentuan Allah, maka janganlah kamu mendekatinya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia, agar mereka bertakwa”.

Dalam hadist yang diriwayatkan oleh Aisyah RA keterangan i'tikaf adalah Sebagai berikut.

أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَعْتَكِفُ اْلعَشَرَ اْلأَوَاخِرَ مِنْ رَمَضَانَ حَتَّى تَوَفَّاهُ اللهُ ثُمَّ اعْتَكَفَ أَزْوَاجُهُ مِنْ بَعْدِهِ [رواه مسلم]

"Nabi SAW melakukan i'tikaf pada hari kesepuluh terakhir dari bulan Ramadhan, (beliau melakukannya) sejak datang di Madinah sampai beliau wafat, kemudian istri-istri beliau melakukan i'tikaf setelah beliau wafat." (HR Muslim).

Baca Juga: Mengapa Malam Lailatul Qadar Dirahasiakan oleh Allah SWT dan Utusannya? Ternyata Ini Hikmahnya

Berdasarkan dua dalil di atas telah jelas keutamaan serta pentingnya pelaksanaan ibadah i'tikaf ini.

Hukum dari itikaf sendiri adalah sunnah muakkad.

Dikutip prfmnews dilansir dari kanal YouTube Muslimah Hijarah ID, Ust. Adi Hidayat menerangkan etika-etika yang harus dipatuhi untuk memaksimalkan ibadah i'tikaf di masjid.

Sebagai pembuka dari penyampaian materinya Ust Adi Hidayat menyampaikan terkait dengan etika dalam beri'tikaf di masjid.

Baca Juga: Akhir Ramadhan Ini akan Terjadi 2 Jenis Gerhana Matahari dalam Satu Waktu

“Mengikuti tuntunan dari nabi Muhammad SAW,” kata Ust. Adi Hidayat menjadi etika pertama dalam beritikaf.

Seperti yang kita tahu jika ingin ibadah kita diterima oleh Allah dan mendapatkan banyak pahala ditambah pahala sunnah maka kita harus mengikuti sunnah Nabi Muhammad.

Dengan tuntunan beliau, kita bukan hanya terhindar dari hal yang tidak bermanfaat tapi juga menambah keberkahan i'tikaf kita.

Etika kedua adalah mencari Masjid yang nyaman dan menunaikan sholat.

“Dilakukan di 10 hari terakhir Ramadhan, mencari masjid yang nyaman dan ditunaikan sholat jumat di dalamnya,” jelasnya.

Beri'tikaf di 10 hari terakhir bulan Ramadhan menjadi sunnah yang diutamakan pada bulan Ramadhan.

Meskipun seorang muslim bisa melakukannya di bulan lain tapi tetap saja sunnah bulan Ramadhan yang satu ini memiliki nilai pahala yang berbeda jika dikerjakan pada bulan lain.

Pemilihan masjid menjadi salah satu poin penting dalam melaksanakan ibadah i'tikaf karena mendatangi atau beribadah di masjid yang nyaman akan menambah kualitas ibadah kita.

Pemilihan masjid jami juga menjadi kemudahan karena kita tidak perlu meninggalkan masjid untuk sholat jumat.

Etika ketiga adalah memperbanyak amal sholeh dan melakukan sesuatu hal yang positif.

“Perbanyaklah beramal soleh dan melakukan perbuatan positif,” ujarnya.

Etika yang keempat yaitu menghindari perbuatan maksiat.

“Keempat hindari perbuatan sia sia yang bisa membatalkan ibadah i'tikaf seperti meninggalkan masjid untuk hal yang tidak perlu,” tambahnya.

Tentunya niat kita beri'tikaf adalah senantiasa menambahkan pundi pundi pahala dalam setiap amal perbuatan kita, jika amalan i'tikaf kita dirasa tidak bisa maksimal karena perbuatan yang sia sia maka sebaiknya perbuatan itu kita tinggalkan.***

Editor: Rizky Perdana


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah