Apakah Kamu Suka Menimbun Barang Bekas? Bisa Jadi Kamu Kena Gangguan Jiwa Hoarding Disorder

- 28 September 2022, 13:45 WIB
Apakah Kamu Suka Menimbun Barang Bekas? Hati-hati, Bisa Jadi Kamu Kena Gangguan Jiwa Hoarding Disorder! /instagram@traumatechinc /
Apakah Kamu Suka Menimbun Barang Bekas? Hati-hati, Bisa Jadi Kamu Kena Gangguan Jiwa Hoarding Disorder! /instagram@traumatechinc / /

PRFMNEWS - Apakah kamu sulit mengucapkan selamat tinggal atau tidak tahu harus bagaimana menyingkirkan barang-barang yang barang-barang milikmu yang tidak terpakai lagi?

Perilaku tersebut perlu diwaspadai sebagai gejala hoarding disorder.

Hoarding disorder adalah ketika seseorang terus-menerus mengalami kesulitan melepaskan atau membuang barang-barang terlepas dari nilainya. Mereka memiliki kebutuhan yang dirasakan untuk menyimpan barang-barang dan ada kesulitan yang terkait dengan membuangnya. Hal ini menyebabkan akumulasi harta benda dan sampah yang mengacaukan tempat tinggal seseorang.

Baca Juga: 7 Fakta Tentang Penyakit Alzheimer yang Perlu Diwaspadai

Banyak orang mengumpulkan barang-barang sebagai hobi atau untuk alasan sentimental, mulai dari perangko hingga gigi anak-anak mereka. Tetapi bagi orang-orang dengan gangguan penimbunan, mereka mengumpulkan barang-barang karena sulit bagi mereka untuk membuangnya.

Gangguan penimbunan ini juga dikaitkan dengan kelainan fungsi otak dan kinerja neuropsikologi.

Gejala hoarding disorder

Hoarding disorder muncul secara bertahap. Sebagian orang bisa saja tak menyadari menunjukkan gejalanya. Mengutip Healthline, adapun beberapa gejala dan risiko hoarding disorder antara lain:

1. Merasa tak bisa membuang barang yang dikumpulkan entah itu benda yang bernilai atau tidak

2. Memiliki terlalu banyak barang yang disimpan di rumah, kantor, atau tempat lainnya

3. Tidak bisa menemukan barang-barang penting di antara tumpukan benda yang berlebihan

4. Tidak bisa menyingkirkan barang karena takut akan dibutuhkan pada lain waktu

Baca Juga: Ternyata ini 7 Penyebab Gangguan Tidur Pada Penderita Diabetes Kata dr. Cahyo, Cek Mana yang Sering Kamu Alami

5. Merasa barang yang disimpan sebagai pengingat seseorang atau peristiwa kehidupan

6. Menimbun barang gratisan atau barang-barang lain yang tidak perlu

7. Merasa tertekan tapi tidak berdaya tentang jumlah barang yang disimpan


Hoarding disorder muncul secara bertahap. Sebagian orang bisa saja tak menyadari menunjukkan gejalanya. Mengutip Healthline, adapun beberapa gejala dan risiko hoarding disorder antara lain:

1. Sulit untuk membuang barang yang sebenarnya tidak ia butuhkan.

2. Merasa resah saat membuang barang, bahkan merasa marah/tersinggung bila timbunan barang miliknya dibersihkan atau dibuang.

3. Curiga jika orang lain menyentuh barang miliknya.

4. Terus menambah atau membeli barang dan menyimpan barang bekas yang tidak ia butuhkan, meskipun tidak ada lagi ruang tersisa di dalam rumah.

5. Cenderung perfeksionis, sulit memutuskan sesuatu, kesulitan dalam mengorganisasi dan merencanakan hal, sering menghindar, dan menunda-nunda.

6. Menjauhkan diri dari keluarga dan teman

Baca Juga: Penderita Gangguan Lambung Tetap Bisa Diet? dr. Saddam Ismail Bagikan Tips Diet untuk Penderita Maag

Penyebab Hoarding Disorder :

1. Pernah mengalami peristiwa traumatis, seperti ditinggal orang yang dicintai.

2. Pernah mengalami musibah.

3. Memiliki anggota keluarga yang juga menderita hoarding disorder.

4. Dibesarkan dalam keluarga yang tidak mengajari cara memilah barang

Selain itu, kebiasaan menimbun barang juga dikaitkan dengan perilaku buruk lain, seperti kecanduan belanja. Gangguan fungsi otak dan kelainan genetik juga mungkin untuk menjadi pemicunya.

Di samping itu, hoarding disorder juga sering dikaitkan dengan kondisi-kondisi lain, seperti:

- Demensia

- Mengalami gangguan mental, seperti depresi, skizofrenia, dan gangguan obsesif kompulsif (OCD)

- Depresi

- Gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktif, atau attention-deficit/hyperactivity disorder (ADHD)

- Psikosis

Cara Mengatasi Hoarding Disorder:

Kelainan ini biasanya bermula sejak remaja atau dewasa muda dan akan semakin sulit ditangani setelah hoarder mencapai usia paruh baya.

Walau mengganggu, tak sedikit orang yang tidak menyadari hal tersebut sebagai kelainan. Ada juga yang sadar tapi tidak ingin mencari bantuan dokter atau psikiater, baik karena malu atau merasa bersalah.

Penanganan juga bisa membantu penderita hoarding disorder untuk belajar menata dan memilah barang mana yang diperlukan dan mana yang tidak. Penanganan ini dapat dilakukan dengan psikoterapi.

Selain membutuhkan bantuan psikoterapi, para penderita hoarding disorder juga membutuhkan dukungan dan dampingan anggota keluarga guna memotivasinya untuk berubah.

Hoarding disorder tidak bisa disepelekan,untuk itu jika kamu atau kerabatmu ada yang mengalami gejala dari hoarding disorder, ada baiknya untuk berkonsultasi dengan psikiater guna mendapatkan penanganan yang tepat.***

Editor: Rizky Perdana


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah