Waspada Leptospirosis di Musim Hujan: Kenali Gejala, Cara Penularan, Faktor Risiko dan Upaya Pencegahan

7 November 2023, 10:30 WIB
Bahaya Penyakit Leptospirosis Pada Tubuh Manusia /www.pexels/Anna Shvets

PRFMNEWS - Leptospirosis adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Leptospira. Memasuki musim hujan, masyarakat diharapkan mulai waspada akan potensi bencana banjir yang mampu meningkatkan penularan bakteri penyebab Leptospirosis ini.

Mengetahui gejala, cara penularan, faktor resiko, hingga bagaimana langkah agar mencegah tidak mengalami sakit Leptospirosis menjadi info penting yang wajib diketahui bagi masyarakat khususnya mereka yang tinggal di daerah rawan banjir.

Sebab Leptospirosis merupakan salah satu penyakit yang ditularkan melalui kencing tikus yang mengandung bakteri Leptospira interrogans, kemudian masuk melalui kulit yang luka atau selaput lendir pada saat kontak dengan banjir atau genangan air sungai hingga selokan dan lumpur.

Baca Juga: BMKG Ingatkan Masyarakat tentang Potensi Gempa Megathrust yang Bisa Memicu Tsunami di Pulau Jawa

Bakteri penyebab penyakit Leptospirosis ini juga dapat menyebar melalui darah hewan yang terinfeksi. Beberapa hewan yang bisa menjadi perantara penyebaran bakteri Leptospira adalah tikus, sapi, kuda, anjing, dan babi.

Terkait gejala, kebanyakan penderita Leptospirosis mengalami kemunculan gejala penyakit selama 2 hari sampai 4 minggu setelah dia terinfeksi bakteri Leptospira.

Mengutip penjelasan di laman resmi Kementerian Kesehatan (Kemenkes), berikut delapan gejala yang muncul pada penderita Leptospirosis:

  1. Demam
  2. Sakit kepala
  3. Mual, muntah, dan tidak nafsu makan.
  4. Diare
  5. Mata merah
  6. Nyeri otot
  7. Bintik-bintik merah pada kulit yang tidak hilang saat ditekan.
  8. Sakit perut

Baca Juga: Peralihan Cuaca dari Musim Kemarau ke Musim Hujan, Awas Penyakit Leptospirosis saat Pancaroba

Berikut adalah rincian tiga cara penularan Leptospirosis:

  1. Kontak langsung antara kulit dengan urin hewan pembawa bakteri Leptospira.
  2. Kontak antara kulit dengan air dan tanah yang terkontaminasi urin hewan pembawa bakteri Leptospira.
  3. Mengonsumsi makanan yang terkontaminasi urin hewan pembawa bakteri penyebab Leptospirosis.

Bakteri Leptospira dapat masuk ke dalam tubuh melalui luka terbuka, baik luka kecil seperti luka lecet, maupun luka besar seperti luka robek, juga bisa masuk melalui mata, hidung, mulut, dan saluran pencernaan.

Ada 5 faktor risiko yang meningkatkan potensi seseorang terkena Leptospirosis, yaitu:

  1. Menghabiskan sebagian besar waktunya di luar ruangan, seperti pekerja tambang, petani, dan nelayan.
  2. Sering berinteraksi dengan hewan, seperti peternak atau pemilik hewan peliharaan.
  3. Memiliki pekerjaan yang berkaitan dengan saluran pembuangan atau selokan.
  4. Tinggal di daerah rawan banjir.
  5. Sering melakukan olahraga atau rekreasi air di alam bebas.

Baca Juga: Si Jalak Harupat Dipastikan Tidak Alami Kerusakan Usai Ada Hujan Deras dan Angin Kencang di Kabupaten Bandung

Penderita Leptospirosis juga bisa mengalami komplikasi seperti berikut jika tidak ditangani dengan benar:

  1. Cedera ginjal akut.
  2. Trombositopenia
  3. Perdarahan saluran cerna.
  4. Perdarahan paru
  5. Gagal hati
  6. Rhabdomyolysis atau kerusakan otot rangka.
  7. Penggumpalan darah yang tersebar di seluruh tubuh.
  8. Gagal jantung
  9. Keguguran pada ibu hamil.

Selanjutnya penting bagi Anda mengetahui beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah dan mengurangi risiko penyebaran infeksi Leptospirosis, antara lain:

  1. Mengenakan pakaian pelindung, sarung tangan, sepatu bot, dan pelindung mata saat anda bekerja di area yang berisiko menularkan bakteri Leptospira.
  2. Menutup luka dengan plester tahan air, terutama sebelum kontak dengan air di alam bebas.
  3. Menghindari kontak langsung dengan air yang terkontaminasi, seperti berenang atau berendam.
  4. Mengonsumsi air minum yang sudah terjamin kebersihannya.
  5. Mencuci tangan setiap sebelum makan dan setelah melakukan kontak dengan hewan.
  6. Menjaga kebersihan lingkungan.
  7. Melakukan vaksinasi hewan peliharaan atau ternak.***

Editor: Rifki Abdul Fahmi

Tags

Terkini

Terpopuler