Kenali Penyebab, Gejala dan Cara Mengatasi Hipertensi

18 Desember 2022, 17:35 WIB
Ilustrasi Penderita hipertensi. /PEXELS

PRFMNEWS - Pengukuran tekanan darah diperhitungkan dari berapa banyak darah yang melewati pembuluh darah Anda dan jumlah resistensi yang dipenuhi darah saat jantung memompa.

Tekanan darah tinggi atau hipertensi, terjadi ketika kekuatan darah yang mendorong melalui pembuluh darah Anda secara konsisten terlalu tinggi.

Tekanan darah tinggi terjadi karena pembuluh darah yang sempit, juga dikenal sebagai arteri, membuat lebih banyak hambatan untuk aliran darah.

Baca Juga: 276 Orang Mengungsi Imbas Banjir di Sawahdadap, Bantuan Mulai Berdatangan

Semakin sempit arteri, semakin banyak resistensi, dan semakin tinggi tekanan darah Anda. Dalam jangka panjang, peningkatan tekanan dapat menyebabkan masalah kesehatan, termasuk penyakit jantung.

Selain itu, hipertensi cukup umum dialami. Hipertensi biasanya berkembang selama beberapa tahun. Namun meski tanpa gejala, tekanan darah tinggi dapat menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah dan organ tubuh, terutama otak, jantung, mata, serta ginjal.

Pembacaan tekanan darah secara teratur dapat membantu Anda dan dokter melihat adanya perubahan. Jika tekanan darah Anda meningkat, dokter mungkin meminta Anda memeriksa tekanan darah selama beberapa minggu untuk melihat apakah jumlahnya tetap tinggi atau turun kembali ke tingkat normal.

Baca Juga: Masjid Al-Jabbar Gedebage Diresmikan 30 Desember, Ridwan Kamil Minta Doa para Ulama

Perawatan untuk hipertensi hanya mencakup obat resep dan perubahan gaya hidup sehat. Jika kondisi tersebut tidak diobati, dapat menyebabkan masalah kesehatan, termasuk serangan jantung dan stroke.

Berikut ini lima kategori menentukan pembacaan tekanan darah untuk orang dewasa:

1. Sehat: Pembacaan tekanan darah yang sehat adalah kurang dari 120/80 milimeter air raksa (mm Hg).

2. Tinggi: Angka sistolik antara 120 dan 129 mm Hg, dan angka diastolik kurang dari 80 mm Hg. Dokter biasanya tidak mengobati tekanan darah tinggi dengan obat-obatan. Sebaliknya, dokter Anda mungkin mendorong perubahan gaya hidup untuk membantu menurunkan angka Anda.

Baca Juga: Kebakaran di Manggarai Jaksel Diduga Akibat Sambaran Petir ke Trafo

3. Hipertensi tahap 1: Angka sistolik antara 130 dan 139 mm Hg, atau angka diastolik antara 80 dan 89 mm Hg.

4. Hipertensi tahap 2: Angka sistolik 140 mm Hg atau lebih tinggi, atau angka diastolik 90 mm Hg atau lebih tinggi.

5. Krisis hipertensi: Angka sistolik lebih dari 180 mm Hg, atau angka diastolik lebih dari 120 mm Hg. Tekanan darah dalam kisaran ini membutuhkan perhatian medis yang mendesak.

Apabila ada gejala seperti nyeri dada, sakit kepala, sesak napas, atau perubahan penglihatan terjadi saat tekanan darah setinggi ini, diperlukan perawatan medis di ruang gawat darurat.

Baca Juga: STNK akan Diblokir Jika Tidak Bayar Pajak Selama 2 Tahun Setelah Masa Berlakunya Habis

Pembacaan tekanan darah diambil dengan manset tekanan. Untuk pembacaan yang akurat, penting bagi Anda untuk memiliki manset yang pas. Manset yang tidak pas dapat menghasilkan pembacaan yang tidak akurat.

Adapun gejala yang harus diperhatikan, jika Anda mengalami hipertensi, diantaranya pembilasan, bercak darah di mata (perdarahan subkonjungtiva), dan pusing.

Hipertensi berat biasanya tidak menyebabkan mimisan atau sakit kepala, kecuali saat seseorang mengalami krisis hipertensi.

Cara terbaik untuk mengetahui apakah Anda menderita hipertensi adalah dengan melakukan pembacaan tekanan darah secara teratur.***

Editor: Indra Kurniawan

Tags

Terkini

Terpopuler