Waspadai Dampak Buruk Bayi Baru Lahir Kekurangan Hormon Tiroid, Kenali Gejala dan Cara Pengobatannya

14 Oktober 2022, 18:15 WIB
Ilustrasi, begini gejala bayi kekurangan hormon tiroid. Begini cara mengobatinya. /Pixabay/jillwellington-334088


PRFMNEWS – Bayi baru lahir yang mengalami kekurangan hormon tiroid atau Hipotiroid Kongenital bisa mengalami dampak buruk berupa terganggunya kesehatan tumbuh kembang sang buah hati.

Kekurangan hormon tiroid pada bayi baru lahir dapat menyebabkan gangguan tumbuh kembang sampai gangguan pada kognitif (penurunan fungsi otak).

Untuk itu, gejala dan cara pemeriksaan hingga pengobatan bayi baru lahir mengalami kekurangan hormon tiroid sangat penting diketahui oleh orangtua sejak dini untuk cegah dampak buruk tersebut.

Baca Juga: Lesti Kejora Temui Rizky Billar di Polres Metro Jakarta Selatan, Cabut Laporan KDRT? Begini Kata Polisi

Gangguan Hipotiroid Kongenital yang dideteksi (di-skrining) lebih cepat dan diobati, dapat mencegah anak mengalami keterlambatan pertumbuhan dan keterbelakangan mental.

Terlebih mengacu pada data prevalensi global menunjukkan bahwa 1.500 dari 4,4 juta bayi baru lahir di Indonesia diperkirakan lahir dengan Hipotiroid Kongenital.

Gejala dan tanda yang dapat diamati setelah 1 bulan bayi lahir antara lain, tubuh pendek, lunglai, kurang aktif, bayi kuning, lidah besar, mudah tersedak, suara serak, pusar bodong, dan ubun-ubun melebar.

''Dengan skrining, diharapkan bayi yang menderita Hipotiroid Kongenital dapat diberikan tatalaksana dengan segera, sehingga dapat terhindar dari kecacatan, gangguan tumbuh kembang, keterbelakangan mental dan kognitif,'' kata Plt. Direktur Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Dirjen Kesmas Kemenkes dr. Ni Made Diah PLD, MKM.

Baca Juga: Ridwan Kamil Ungkap Tempat Wisata Baru Segera Hadir di Sumedang Berkonsep Taman Tematik Seluas 8 Hektare

Diah menjelaskan pemeriksaan skrining hipotiroid kongenital dilakukan menggunakan sampel darah tumit pada bayi usia 48 jam sampai 72 jam yang diambil oleh tenaga kesehatan.

Menurutnya, semua bayi baru lahir berhak mendapatkan pemeriksaan tersebut melalui pelayanan di Puskesmas hingga rumah sakit.

Dia menambahkan pemeriksaan sampel darah tumit bisa dilakukan melalui laboratorium di RSUP Dr. Cipto Mangunkusumo, RSUP Dr. Hasan Sadikin, RSUP dr. Sardjito dan RSUD dr. Soetomo, sesuai dengan regionalisasi berikut:

1. Laboratorium RSUP Dr. Cipto Mangunkusumo, mengampu wilayah DKI Jakarta, Banten, Aceh, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Bengkulu, Lampung, Kep. Bangka Belitung, Kep. Riau, Sulawesi Utara, Papua Barat, dan sebagian Jawa Barat (Kab. Bogor, Kota Bogor, Kota Depok, dan Kota Bekasi).

Baca Juga: 948 Pelaku Usaha Mikro di Kota Bandung dapat Penyaluran Bantuan Modal dari Pemkot

2. Laboratorium RSUP Dr. Hasan Sadikin, mengampu wilayah Sumatera Utara, Sumatera Barat, NTT, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Barat, Gorontalo, Maluku, Maluku Utara, Papua, dan Jawa Barat.

3. Laboratorium RSUP Dr. Sardjito, mengampu wilayah DI Yogyakarta, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Jawa Tengah, Bali, NTB, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah.

4. Laboratorium RSUD Dr. Soetomo, mengampu wilayah Jawa Timur.

Baca Juga: Menteri PUPR Sebut Stadion Kanjuruhan Akan Direnovasi Total Selama 1 Tahun, Juga Dibangun Monumen Peringatan

Bila pada skrining ditemukan hipotiroid kongenital, maka dilakukan pengobatan segera dalam periode emas (kurang dari 1 bulan).

Dengan pengobatan yang dimulai tepat waktu, penderita Hipotiroid Kongenital dapat tumbuh dan berkembang dengan optimal.***

Editor: Indra Kurniawan

Tags

Terkini

Terpopuler