PRFMNEWS - Kemoterapi adalah cara mengobati kanker dengan menggunakan obat-obatan untuk membunuh sel kanker.
Cara kerjanya dengan menargetkan sel yang tumbuh dan membelah dengan cepat, seperti yang dilakukan sel kanker.
Namun tidak seperti radiasi atau operasi yang menargetkan area tertentu, kemoterapi dapat bekerja di seluruh tubuh Anda.
Dilansir prfmnews.id dari WebMD, kemoterapi dapat dilakukan tergantung pada jenis kanker yang diderita dan seberapa jauh perkembangannya.
Dalam proses penyembuhannya di beberapa kasus, pengobatan dapat menghancurkan sel-sel kanker sampai dokter tidak dapat lagi mendeteksinya di dalam tubuh Anda.
Setelah itu, hasil terbaiknya adalah mereka tidak pernah tumbuh kembali, tetapi itu tidak selalu terjadi.
Pengendalian dalam beberapa kasus, mungkin hanya dapat mencegah kanker menyebar ke bagian lain dari tubuh Anda atau memperlambat pertumbuhan tumor kanker.
Tetapi dalam beberapa kasus, kemoterapi tidak dapat menyembuhkan atau mengendalikan penyebaran kanker dan hanya digunakan untuk mengecilkan tumor yang menyebabkan rasa sakit atau tekanan. Sehingga tumor ini sering terus tumbuh kembali.
Baca Juga: Bobotoh yang Meninggal di GBLA Punya Tiket Nonton, Umuh Sampaikan Belasungkawa
Namun efek samping dari kemoterapi bisa berbeda pada setiap orang, termasuk tingkat keparahannya.
Tapi itu juga dapat mempengaruhi beberapa sel sehat yang tumbuh cepat, seperti kulit, rambut, usus, dan sumsum tulang.
Itulah yang menyebabkan beberapa efek samping dari pengobatan.
Efek samping muncul karena obat-obatan tidak bisa memiliki kemampuan membedakan sel rusak dan sel sehat.
Baca Juga: Jabar Jadi Salah Satu Daerah yang Pertama Terapkan Pelat Nomor Putih
Sehingga, sel yang sehat di sekitar sel kanker dapat ikut rusak serta menimbulkan efek samping.
Diantaranya seperti, rambut rontok, nyeri, kehilangan nafsu makan, penurunan berat badan, sesak nafas, mual dan muntah, sulit tidur, dan yang lainnya.***