Pemuda ini Raih Kesuksesan jadi Petani Jamur Tiram di Kampung Halaman, Usai Tinggalkan Pekerjaan di Jakarta

- 14 November 2022, 11:30 WIB
Sejumlah petani milenial ikut memamerkan produk unggulannya di Pasar Pasisian Leuweung Tahura Juanda yang digelar di Desa Ciburial, Kecamatan Cimenyan, Kabupaten Bandung, Minggu (12/11/2022).
Sejumlah petani milenial ikut memamerkan produk unggulannya di Pasar Pasisian Leuweung Tahura Juanda yang digelar di Desa Ciburial, Kecamatan Cimenyan, Kabupaten Bandung, Minggu (12/11/2022). /Adpim Jabar/

PRFMNEWS - Program petani milenial yang digagas oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat (Jabar) nampaknya membuat keuntungan bagi banyak orang, khususnya bagi petani.

Hal ini terbukti dengan banyaknya petani milenial yang memasarkan produk unggulannya di Pasar Pasisian Leuweung Tahura Juanda, yang digelar di Desa Ciburial, Kecamatan Cimenyan, Kabupaten Bandung, pada Minggu 13 November 2022.

Salah satu peserta program petani milenial yang berpartisipasi di Pasar Pasisian Leuweung Tahura adalah Opik, ia ikut serta memamerkan produknya berupa jamur tiram.

Opik yang merupakan petani milenial ini awalnya merupakan seorang karyawan dengan gaji Rp10-12 juta per bulan di Jakarta.

Baca Juga: Resmikan Kick-Off Program Petani Milenial, Ridwan Kamil: Untuk Mengurangi Pengangguran

Namun karena di kampungnya di Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, orang tuanya tidak memiliki pekerjaan tetap, sehingga Opik memutuskan pulang dan memulai merintis usaha bersama keluarga.

"Saya kirim uang ke orang tua, tapi (uangnya) habis terus. Sehingga saya memutuskan untuk pulang kampung membuka usaha bersama keluarga, sehingga semuanya terlibat," ujar Opik, seperti yang dikutip prfmnews.id dari Laman Resmi Pemprov Jabar, pada Senin 14 November 2022.

Pria yang tidak memiliki basic sebagai petani ini mengaku sebelum membudidayakan jamur tiram dirinya melakukan survei terlebih dahulu.

Baca Juga: Sektor Pertanian di Jawa Barat Menjanjikan Jadi Alasan Pemprov Gagas Program 1.000 Petani Milenial

"Saya lulusan politeknik, teknik elektro, sama sekali tidak ada basic bertani. Namun karena tekad akhirnya bisa," ujar dia.

Opik mengatakan, ia mulai membudidayakan jamur tiram sejak tahun 2014 silam, dan kini semakin berkembang setelah mengikuti program petani milenial.

Kini penghasilannya sudah cukup. Bahkan orang tua, kakak dan para tetangganya kini bisa ikut bersama-sama membudidayakan jamur tiram.

Berkat dirinya, bukan hanya keluarga, namun para tetangganya pun bisa menikmati hasil dari pertanian jamur tiram.

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jabar berupaya mengenalkan dan memasarkan produk petani milenial dengan menggagas Pasar Pasisian Leuweung Tahura.

Baca Juga: Kota Bandung Episentrum Kebangkitan Ekonomi Syariah di Indonesia

Selain produk petani milenial, Pasar Pasisian juga menghadirkan produk UMKM dari kelompok tani hutan, serta hasil produksi hutan di Jabar.

"Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jabar serius membantu memasarkan produk petani milenial. Bahkan akhir tahun ini kami membuka tiga lokasi untuk dapat digunakan para petani milenial," ujar Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Barat Eem Sujaemah.

Ia menyebutkan, ada tiga lokasi baru yang sudah dipersiapkan bagi petani milenial, yakni di Yogya Kepatihan Kota Bandung, PT KAI Daop 2 Bandung dan Mal Botani Square di Kota Bogor.

Selain itu pada 2023, Disperindag Jabar juga akan melakukan kurasi kepada petani milenial, untuk membantu memasarkan produknya ke mancanegara atau untuk ekspor.***

Editor: Rifki Abdul Fahmi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah