Buruh Riskan Terpapar Covid-19, KSPI Jabar Desak Pemerintah Liburkan Buruh

- 26 Maret 2020, 07:59 WIB
BEBERAPA karyawan magang di PT Toyota Motor Manufacturig Indonesia sedang beraktivitas di pabrik di kawasan Kabupaten Karawang. Kebijakan pengupahan yang terbilang besar bagi sebagian orang membuat perusahaan otomotif semakin prestisius untuk menjadi tempat magang lulusan SMK/sederajat dan mahasiswa dari Karawang maupun luar daerah.*/PUGA HILAL BAYHAQIE/PR
BEBERAPA karyawan magang di PT Toyota Motor Manufacturig Indonesia sedang beraktivitas di pabrik di kawasan Kabupaten Karawang. Kebijakan pengupahan yang terbilang besar bagi sebagian orang membuat perusahaan otomotif semakin prestisius untuk menjadi tempat magang lulusan SMK/sederajat dan mahasiswa dari Karawang maupun luar daerah.*/PUGA HILAL BAYHAQIE/PR /Puga Hilal Bayhaqie/

BANDUNG,(PRFM) - Di tengah pandemi corona di Indonesia buruh di Indonesia masih bekerja normal. Mereka tak bisa melakukan work from home (WFH) sebagaimana dilakukan pekerja lainnya.

Menurut Ketua Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) Jawa Barat Roy Jinto, pemerintah hingga saat ini belum mengeluarkan kebijakan untuk meliburkan buruh di tengah pandemi corona.

Atas hal ini dirinya menyesalkan kondisi ini karena bagaimana pun kesehatan dan keselamatan buruh tetap harus diperhatikan, terlebih di kondisi seperti saat ini.

"Ini sangat riskan sekali di kondisi saat ini dimana lonjakan peningkatan pasien positif itu setiap hari melonjak," papar Roy saat on air di Radio PRFM 107,5 News Channel, Kamis (26/3/2020).

Baca Juga: Update 25 Maret 2020, Positif COVID-19 di Indonesia Jadi 790 Kasus

Dikatakan Roy, saat pasien positif covid-19 terus bertambah, dan juga angka warga yang meninggal lebih banyak dari yang sembuh memnbuat buruh kian resah. Terlebih para buruh kerap bekerja secara berbarengan di tempat mereka kerja.

"Bagaimanapun ketika seorang buruh di pabrik itu terpapar contohnya itu kan bisa mengakibatkan semua terkena karena bagaimana pun dalam kondisi bekerja mereka tidak bisa jaga jarak dengan yang lain," tegasnya.

Parahnya lagi, sambung Roy, rapid test yang dilakukan pemerintah masih diperuntukan untuk orang-orang tertentu. Tidak ada rapid test khusus bagi buruh yang mengakibatkan keresahan itu kian nyata bagi para buruh.

Baca Juga: Pangeran Charles Dinyatakan Positif Covid-19

Halaman:

Editor: Rifki Abdul Fahmi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x