Pemprov Jabar Perkuat Strategi Isolasi Mandiri Terpusat Demi Tekan BOR di Rumah Sakit

- 14 Juli 2021, 09:28 WIB
Ruang Isolasi Mandiri Covid-19 di Desa Cimacan, Kecamatan Cipanas, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat
Ruang Isolasi Mandiri Covid-19 di Desa Cimacan, Kecamatan Cipanas, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat /Instagram @ridwankamil

PRFMNEWS - Di tengah adanya persoalan tingginya keterisian tempat tidur di rumah sakit atau Bed Occupancy Rate (BOR), Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar memperkuat strategi isolasi mandiri.

Hal ini dilakukan untuk meminimalisir tekanan ke rumah sakit, sehingga rumah sakit hanya diperuntukan untuk pasien bergejala sedang hingga berat.

Sementara pasien bergejala ringan atau bahkan tanpa gejala lebih baik isolasi mandiri di rumah maupun di tempat isolasi terpusat.

Baca Juga: Oded Ungkap 3 Persoalan Selama PPKM Darurat di Kota Bandung

"Menahan warga agar tidak ke rumah sakit ini butuh edukasi karena hasil kajian kita banyak dari mereka yang gejala ringan, itu harusnya isolasi mandiri di rumah," kata Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil di Gedung Pakuan Bandung.

Kang Emil, sapaan akrabnya menuturkan, warga yang isolasi mandiri tidak perlu khawatir karena akan dikirimkan obat-obatan secara gratis. Mereka juga bisa berkonsultasi dengan dokter melalui telekonsultasi di Pikobar.

"Obat-obatan akan dikirimkan tinggal daftar di Pikobar, kalau kesulitan petugas di desa akan membantunya," ujarnya.

Untuk menjamin ketersediaan obat tersebut pihaknya bahkan sudah menjalin kesepakatan dengan 10 perusahaan farmasi. Sehingga pasien yang isolasi mandiri dapat tertangani.

"Kami sudah kontrak dengan 10 perusahaan farmasi untuk ketersediaan obat bagi yang isoman," kata Kang Emil.

Baca Juga: Kemendagri Minta Pemda Perkuat Kelitbangan untuk Kajian Strategis, Penelitian dan Pengembangan Inovasi Daerah

Anggaran untuk obat-obatan dan penanganan lainnya bagi pasien isolasi mandiri ini sudah tersedia, yakni Rp140 miliar yang berasal dari 11 proyek infrastuktur yang dihentikan sementara.

Kang Emil melanjutkan, ada sekitar 10.000 tempat tidur yang telah disediakan di pusat isolasi di desa/ kelurahan se-Jabar. Pemda Provinsi Jabar juga sudah bekerja sama dengan sejumlah hotel yang diubah menjadi pusat penyembuhan.

"Artinya pasien yang akan sembuh di rumah sakit kami pindahkan ke hotel yang kini jadi pusat penyembuhan," ucapnya.

Kang Emil melanjutkan, bagi pasien isolasi mandiri yang membutuhkan oksigen, mulai minggu depan akan disiapkan subsidi lewat posko oksigen yang akan didirikan.

"Untuk pasien isoman minggu depan sudah disiapkan subsidi oksigen, kami akan dirikan posko oksigen," ujarnya.

Baca Juga: Kabar Baik! BST PPKM Darurat Rp600.000 Mulai Disalurkan Lewat PT POS

Pihaknya juga proaktif mencari orang yang sakit oleh relawan di setiap RT.

"Tugasnya mencari yang berpotensi dan melacak kontak erat, jika positif dan tak bergejala relawan akan menyarankan untuk isolasi mandiri," jelas Kang Emil.

Menurut Kang Emil, strategi ini cukup berhasil. Diiringi kebijakan PPKM Darurat per tanggal 11 Juli kemarin BOR rumah sakit di Jabar turun 3 persen lebih, dari 91 persen menjadi 87,6 persen.

"Hasilnya BOR kemarin turun 3 persen dari 91 persen jadi 87,6 persen per tanggal 11 juli. Doakan mudah-mudahan dengan memperkuat isoman dan PPKM darurat BOR kita kembali ke angka normal," ujarnya.

Baca Juga: Kepala Daerah Diminta Tidak Takut Berinovasi Karena Ada Perlindungan Hukum

Saat ini jumlah kasus aktif di Jabar sebanyak 89.000. Hampir 70 ribu di antaranya dirawat di rumah dan di pusat isolasi mandiri. Sementara 20 ribu pasien dilakukan perawatan di rumah sakit karena bergejala berat.

Editor: Rifki Abdul Fahmi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x