BOR Rumah Sakit Capai 68,82%, Jabar Tambah Kapasitas Bed Pasien Covid-19

- 13 Juni 2021, 11:15 WIB
Ketua Harian Komite Kebijakan Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Daerah Provinsi Jabar, Daud Achmad.
Ketua Harian Komite Kebijakan Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Daerah Provinsi Jabar, Daud Achmad. /HUMAS JABAR

PRFMNEWS - Ketua Harian Satgas Penanganan Covid-19 Jawa Barat (Jabar), Daud Achmad mengatakan angka Bed Occupancy Ratio (BOR) atau keterisian tempat tidur rumah sakit di Jabar mencapai 68,82%.

Oleh karena itu, pihaknya meminta agar rumah sakit rujukan menambah bed atau tempat tidur untuk pasien Covid-19.

"Kita sudah konsolidasikan semua RS di Jabar untuk menambah bed isolasi," kata Daud saat On Air di Radio PRFM 107.5 News Channel, Sabtu 12 Juni 2021.

Baca Juga: Sudah Divaksin Tapi Masih Terkena Covid? Begini Penjelasannya

Salah satu rumah sakit yang sudah menambah bed isolasi adalah RSUD Al Ihsan yang berada di Kabupaten Bandung.

"Al Ihsan sudah nambah, minggu depan bisa nambah lagi 80-an. Di Kota Bandung juga sudah banyak rumah sakit yang menambah tempat tidur, dari yang nambah 8 (bed) sampai 20," katanya.

Selain itu, pihaknya juga sudah meminta Secapa AD yang menjadi tempat isolasi dan perawatan pasien Covid-19, untuk menambah kapasitas.

Baca Juga: Sutradara Preman Pensiun Buka Loker Penulis Skenario, Simak Syaratnya

Saat ini, tingkat keterisian tempat tidur di Secapa AD sudah mencapai 58%.

"BOR Secapa sudah 58%, dari 180 bed yang biasanya hanya diisi 20 orang, kini sudah mencapai 100 orang," katanya.

Kemudian, pihaknya juga meminta pemerintah daerah untuk mengaktifkan kembali sejumlah rumah sakit darurat.

"Di daerah-daerah yang mendirikan rumah sakit darurat yang sempat tidak digunakan saat kasus melandai, sekarang bisa dibuka kembali untuk mengantisipasi masyarakat yang membutuhkan perawatan," katanya.

Baca Juga: 10 Kecamatan dengan Kasus Aktif Covid-19 Terbanyak di Kota Bandung per 12 Juni 2021

Langkah lain yang dilakukan Satgas adalah meminta sejumlah daerah untuk menerapkan PPKM Mikro di wilayah yang berisiko tinggi.

Antisipasi penyebaran dari tingkat komunitas dan keluarga menjadi benteng utama pertahanan, dengan cara menerapkan protokol kesehatan 5 M secara ketat.

"Untuk pencegahan betu-betul penerapan 5 M di masyarakat harus diterapkan ketat. Sesama penduduk harus saling mengingatkan. Di tingkat keluarga juga sama. Kita mulai dari diri sendiri, dari keluarga. Kerena penyebaran (corona) ini kelihatan sangat cepat," katanya.***

Editor: Rian Firmansyah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x