Ribuan Pelanggan PLN di Jabar Gabung Program Electrifying Agriculture dan Hasilkan Produksi Berlipat

9 Desember 2021, 19:37 WIB
Petugas PLN memasang instalasi listrik program Electrifying Agriculture di Kebun Naga Poernama, Garut, Kamis 9 Desember 2021 /Tommy Riyadi/PRFMNEWS.

PRFMNEWS - PT PLN (Persero) terus berupaya mengembangkan program andalan mereka yang baru, yaitu Electrifying Agriculture (AE). Hingga Oktober 2021, sebanyak 8.592 pelanggan di Jawa Barat telah bergabung dalam program tersebut dan berhasil.

Nurhidayanto Nugroho, manager PLN UP3 Garut menjelaskan, konsep Electrifying Agriculture adalah perubahan gaya hidup para petani/ peternak/ penambak/ pelaku usaha sektor perkebunan dan perikanan untuk berorientasi ke depan. Sehingga ke-4 sektor tersebut akan lebih maju, ekonomis dan lebih ramah lingkungan.

Nugroho menyebutkan, penambahan jumlah pelanggan Electrifying Agriculture (AE) Tahun 2021 s.d bulan Oktober adalah 1.574 pelanggan sehingga total yang mengikuti program tersebut sebanyak 8.592 pelanggan. Dari total tersebut, komposisi jumlah pelanggan terbanyak berasal dari sektor peternakan 59 persen, pertanian 20 persen, perikanan 16 peren,dan perkebunan 5 persen.

Baca Juga: Australia Ikut Serta Memboikot Diplomatik Olimpiade Beijing 2022

Kebun Naga Poernama Garut /Tommy Riyadi/PRFMNEWS.

“Antusias pelanggan terhadap program ini di Jawa Barat sangatlah tinggi. Hal ini ditunjukkan dengan adanya penambahan jumlah pelanggan sebesar 13,81 persen dibanding Jumlah Penambahan Pelanggan AE bulan September 2021 (1.383 pelanggan),” ujar Nugroho saat ditemui di Kebun Naga Poernama, di kampung Jamban Sari Kecamatan Bayongbong Kabupaten Garut, Kamis 9 Desember 2021.

Program Electrifying Agriculture, lanjut Nugroho, menjadi lompatan besar bagi sektor pertanian, perikanan, perkebunan, dan peternakan (4 sektor) di Jawa Barat. Dari kisah-kisah yang dituangkan dalam buku "Petani Cerdas 4.0: Go Modern, Go Electrifying”, program yang digagas PT PLN (Persero) ini terbukti telah membawa keempat sektor ini menjadi lebih maju dan modern.

Para petani beralih ke alat-alat dan mesin pertanian (alsintan) berbasis listrik, dari sebelumnya memakai alsintan berbahan bakar fosil yang mahal dan merusak lingkungan.

Didukung listrik PLN, mereka berani berinovasi dan memanfaatkan teknologi guna mendongkrak produktivitas dan menekan biaya operasional sehingga kesejahteraan kian meningkat.

Baca Juga: Ternyata Bayi Baru Lahir Wajib Daftar BPJS Kesehatan, Begini Aturan, Syarat dan Caranya

Manajer PLN UP3 Garut, Nurhidayanto Nugroho saat ditemui di Kebun Naga Poernama, Garut, Kamis 9 Desember 2021 /Tommy Riyadi/PRFMNEWS.

Untuk konsumsi listrik pelanggan electrifying agriculture, ungkap Nugroho, komposisinya menunjukkan hal yang sama dengan jumlah pelanggannya dimana konsumsi listrik tertinggi berada di sektor peternakan sebesar 30.414.767 kWh; pertanian sebesar 11.299.705 kWh; perikanan 8.857.658 kWh; dan perkebunan 638.711 kWh.

Sementara itu, jumlah pelanggan electrifying agriculture di Garut sendiri sebanyak 451 pelanggan dengan konsumsi listriknya sebsesar 1.321.182 kWh.

"PLN berpartisipasi aktif di progam ini untuk meningkatkan biaya operasi dan meningkatkan produktivitas petani. Kami berharap, program ini dapat meningkatkan pertumbuhan ekononi serta kesejahteraan para petani," ujarnya.

Ditempat yang sama, Manajer Kebun Naga Poernama, Milani Biru Apyenta mengakui, sudah merasakan sendiri manfaat dari program Electrifying Agriculture. Ia mengisahkan pengalaman perkebunan berbasis energi listrik.

“Kami menggunakan LED untuk perkebunan ini. Lampu tersebut sangat membantu perkembangan perkebunan buah naga. Kalau gak ada PLN, produktivitas akan menurun. Mungkin bila pakai led panen sebulan 2 kali, nah kalau tidak ada lampu panen Cuma sekali,” bebernya.

Baca Juga: Sekelompok Anak Muda di Cengkareng Pukul Warga Tanpa Alasan, Netizen: Kebanyakan Nonton Tokyo Revengers

Instalasi listri program Program Electrifying Agriculture di Kebun Naga Poernama Garut, Kamis 9 Desember 2021 /Tommy Riyadi/PRFMNEWS.

Disinggung tentang metode pengembangan baru buah Naga dengan sistem penyinaran menggunakan LED apakah mengganggu kualitas, Milani menjelaskan sama sekali tidak berkurang kandungan yang ada di dalam buah Naga milik mereka.

"Bahkan rasanya jadi lebih manis, dan produktivitas pohon nya jadi lebih tinggi. Jadi disini tidak mengenal musim, karena setiap bulan kami bisa panen bahkan dua kali," pungkasnya.***

Editor: Indra Kurniawan

Tags

Terkini

Terpopuler