Pasien Melonjak, RS Rujukan Covid-19 di Jabar Terus Tambah Tempat Tidur

11 Juni 2021, 18:39 WIB
Update data penularan virus corona di Kota Bandung pada Rabu 21 Oktober 2020 menunjukan ada satu tambahan kasus meninggal dunia. /Dok PRFM.

PRFMNEWS - Penyebaran kasus Covid-19 di Jawa Barat (Jabar) pasca libur liburan mengalami lonjakan.

Oleh karena itu Bed Occupancy Ratio (BOR) atau keterisian tempat tidur di Rumah Sakit rujukan Covid-19 di Jabar juga mengalami kenaikan.

Plt Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jabar Dewi Sartika mengatakan, pemerintah provinsi mengapresiasi kerja keras rumah sakit negeri dan swasta yang bahu membahu menambah kamar perawatan akibat lonjakan kasus Covid-19.

“Terima kasih kepada rumah sakit dan kepala dinas yang sudah berjuang menghadapi lonjakan kasus pascalebaran. Terkait peningkatan kapasitas perawatan pasien Covid-19, rumah sakit kementerian harus menyiapkan 40 persen," ujarnya dalam Jabar Punya Informasi di Gedung Sate, Jumat 11 Juni 2021.

Baca Juga: Lurah Cigending Sebut Wilayahnya Tidak Lagi Masuk Zona Hitam Corona di Kota Bandung

"Sekarang sudah 30-34 persen persen dari kapasitas rumah sakit di kabupaten kota, rumah sakit swasta, TNI dan Polri untuk menampung pasien Covid-19," tambahnya. 

Untuk menghadapi lonjakan kasus, Dinkes Jabar telah mengirimkan 30 perawat yang bertugas selama penambahan jumlah tempat tidur untuk pasien Covid-19 di RS Al-Ihsan.

Dirut RS Al-Ihsan Dewi Basmala Gatot menyampaikan terima kasih atas bantauan tambahan perawat tersebut.

“Alhamdulillah kita mendapatkan bantuan dari Dinkes Jabar, mendapat tenaga 30 perawat relawan ini sangat bermakna sekali, (mereka bertugas) saat penambahan jumlah tempat tidur untuk pasien Covid-19, sehingga konsekuensinya harus ada penambahan tenaga, karena perawat (yang sudah bertugas) tidak mungkin dilemburkan kembali untuk menjaga kondisi kesehatan mereka,” katanya.

Baca Juga: Keterisian RS di Kota Bandung Tembus 81%, Oded Sebut Tidak Semua Penghuninya Warga Bandung

Dewi Basmala menjelaskan RS Al-Ihsan telah mengurangi ketersediaan tempat tidur bagi pasien tanpa gejala atau gejala ringan yang dapat melakukan isolasi mandiri di rumah atau di tempat isolasi yang disediakan pemerintah.

Saat ini, RS Al-Ihsan hanya merawat pasien Covid-19 dengan tingkat keparahan sedang dan berat.

Pada kesempatan yang sama, Dirut RS Borromeus Chandra Mulyono menyatakan pihaknya siap untuk menambah tempat tidur sebagai tempat rawat inap isolasi untuk pasien Covid-19 antisipasi lonjakan kasus.

“Kami sudah menyiapkan tempat rawat inap isolasi, kemudian menyiapkan sumber daya manusia, alat kesehatan. Saat ini kami memiliki 120 bed bagi pasien Covid-19, ini masih ada ruang untuk ditambah sampai dengan 159 bed sebagai antisipasi lonjakan kasus Covid-19," ujar Chandra.

Baca Juga: Tolak PPN Sembako, Fadli Zon: Warga Minang yang Usaha Kuliner Pasti Sangat Dirugikan

Untuk mengantisipasi lonjakan kasus Covid-19, Jabar akan memperkuat pusat isolasi, rumah sakit darurat dan rumah sakit rujukan.

“Jabar memiliki tempat isolasi di BPSDM dan Secapa AD. Jumlah bed di BPSDM dan Secapa AD total ada 350 bed Dinkes Jabar terus melakukan komunikasi dengan pihak Kesdam (Kesehatan Kodam) untuk menambah bed di Secapa AD sebagai langkah antisipasi lonjakan kasus,” ujar Ketua Harian Satgas Covid-19 Jawa Barat Daud Ahmad.

Selain itu, Jabar juga telah mempersiapkan Lapangan Tembak Gunung Bohong sebagai tempat isolasi, juga akan mengerahkan rumah sakit baru di Soreang untuk menampung 100 bed untuk pasien Covid-19.

Terkait rumah sakit darurat, Jabar masih memiliki rumah sakit darurat di Bogor dan Bekasi yang sejauh ini belum beroperasi. Rumah sakit darurat ini dapat dikerahkah jika suatu saat terjadi kenaikan kasus yang signifikan.***

Editor: Rian Firmansyah

Sumber: Humas Jawa Barat

Tags

Terkini

Terpopuler