Inflasi inti masih berada di angka 5,3 persen, jauh di atas target 2 persen, dan juga lebih tinggi dari inflasi utama yang mencapai 4 persen.
"The Fed melihat bahwa pertumbuhan ekonomi kuartal I/2023 sebesar 2 persen masih cukup tinggi dan tingkat pengangguran yang rendah 3,7 persen, masih akan terus memberikan tekanan pada harga," jelas Lukman
Rully Nova, Analis Bank Woori Saudara (BWS), juga mengatakan bahwa pelemahan Rupiah terhadap Dolar AS dipengaruhi oleh pertemuan FOMC bulan Juni 2023 yang menunjukkan adanya kenaikan suku bunga The Fed pada bulan mendatang.
Baca Juga: Dewa United Rekrut Ricky Kambuaya dari Persib Bandung
Faktor lain yang melemahkan Rupiah adalah kenaikan indeks Dolar AS akibat kenaikan yield obligasi pemerintah AS.
"Indikasi kenaikan index dolar AS dapat menembus level psikologis 105 seiring dengan berlanjut kenaikan suku bunga oleh The Fed dan ditopang oleh kuatnya ekonomi AS sampai dengan akhir tahun ini," ujar Rully Nova.
Dalam penutupan perdagangan hari ini, Rupiah mengalami pelemahan sebesar 0,26 persen atau 39 poin menjadi Rp15.056 per Dolar AS dibandingkan dengan sebelumnya Rp15.017 per Dolar AS.
Sepanjang hari ini, Rupiah bergerak dalam kisaran Rp15.044 per Dolar AS hingga Rp15.077 per Dolar AS.***