Presiden Sri Lanka Kabur ke Maldives, Dijuluki Gota Pencuri oleh Pendemo di Tengah Puncak Krisis Ekonomi

- 13 Juli 2022, 15:30 WIB
Presiden Sri Lanka, Gotabaya Rajapaksa.
Presiden Sri Lanka, Gotabaya Rajapaksa. /Foto: Reuters/ Andy Buchanan/


PRFMNEWS - Presiden Sri Lanka, Gotabaya Rajapaksa kabur dari negaranya pada Rabu, 13 Juli 2022 menuju ke Maldives (Maladewa) menggunakan jet militer di saat krisis ekonomi sedang memuncak.

Presiden Gotabaya Rajapaksa kabur dari Sri Lanka ke Maldives beberapa jam sebelum dia akan mengundurkan diri di tengah aksi demo massal atas kegagalan penanganan krisis ekonomi di negara itu.

Gotabaya Rajapaksa melarikan diri dari Sri Lanka ke Male, Maldives bersama istri dan dua pengawalnya dari bandara internasional utama di dekat Kolombo.

Baca Juga: Media Internasional Soroti PMK di Indonesia, Sebut Wabah Paling Ditakuti

Melansir Reuters, Gotabaya Rajapaksa kemungkinan besar akan melanjutkan perjalanannya ke negara Asia lain setelah Maldives.

Pelarian presiden mengakhiri kekuasaan dinasti keluarga Rajapaksa yang kuat dan telah mendominasi politik di negara Asia Selatan itu selama dua dekade terakhir.

Protes terhadap krisis ekonomi telah membara selama berbulan-bulan dan memuncak akhir pekan lalu ketika ratusan ribu orang mengambil alih gedung-gedung penting pemerintah di Kolombo.

Baca Juga: Arab Saudi akan Buka Kembali Ibadah Umroh 2022 Mulai 15 Dzulhijjah

Mereka menyalahkan presiden yang disapa Gota itu dan sekutu mereka atas inflasi yang tak terkendali, korupsi dan kekurangan bahan bakar dan obat-obatan.

Ketika berita tentang penerbangan presiden menyebar, ribuan orang berkumpul di lokasi protes utama di Kolombo meneriakkan "Gota pencuri, Gota pencuri".

Sedangkan saudara laki-laki presiden yang juga mantan perdana menteri Mahinda Rajapaksa, dan mantan menteri keuangan Basil Rajapaksa, masih berada di Sri Lanka.

Baca Juga: Karena Faktor Kesehatan, Sebanyak 51 Jemaah Haji Indonesia Ikuti Tanazul

Sebelumnya, Rajapaksa dikabarkan akan mengundurkan diri sebagai presiden pada Rabu malam. Sejak Jumat, 8 Juli 2022, presiden belum terlihat di depan umum.

Pengunduran dirinya itu dilakukan untuk memberi jalan bagi pemerintah persatuan setelah pengunjuk rasa marah lalu menyerbu rumahnya dan rumah perdana menteri pada Sabtu.

“Kami belum menerima komunikasi apa pun dari Rajapaksa. Presiden sebelumnya berjanji akan mengirimkan surat pengunduran diri pada Rabu malam,” ujar Ketua Parlemen Sri Lanka Mahinda Yapa Abeywardena.

Baca Juga: Raja Salman Kirim Doa dan Harapan Baik untuk Negara Islam yang Merayakan Idul Adha

Kondisi itu akan menjadikan Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe sebagai penjabat presiden sampai presiden baru terpilih sesuai dengan konstitusi, meskipun ia juga telah menawarkan untuk mengundurkan diri.

Jika Ranil melakukannya, maka juru bicara parlemen Mahinda Yapa Abeywardena yang akan menjadi penjabat presiden, meski belum diketahui apakah masyarakat akan menerima otoritasnya mengingat ia juga masih sekutu Rajapaksa.

Di tengah kekacauan ekonomi dan politik, harga obligasi negara Sri Lanka mencapai rekor terendah baru pada hari Rabu.

Baca Juga: Mantan Menteri Keuangan Rishi Sunak Mengumumkan Tawaran untuk Menggantikan Perdana Menteri Boris Johnson

Ekonomi negara kepulauan yang bergantung pada pariwisata tersebut pertama-tama dihantam oleh pandemi Covid-19.

Kemudian mengalami penurunan pengiriman uang dari luar negeri Sri Lanka. Larangan pupuk kimia mencapai hasil meskipun larangan itu kemudian dibatalkan.

Rajapaksa menerapkan pemotongan pajak populis pada 2019 yang mempengaruhi keuangan pemerintah, sementara menyusutnya cadangan devisa membatasi impor bahan bakar, makanan dan obat-obatan.

Bensin sangat dijatah dan antrean panjang terbentuk di depan toko-toko yang menjual gas untuk memasak.

Inflasi utama mencapai 54,6% bulan lalu dan bank sentral telah memperingatkan bahwa itu bisa naik menjadi 70% dalam beberapa bulan mendatang.***

Editor: Rizky Perdana


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x