Hampir 20 Ribu Kasus Per Hari, Pandemi Covid-19 di Brazil Makin Memburuk

- 21 Mei 2020, 15:54 WIB
ILUSTRASI virus corona Covid-19
ILUSTRASI virus corona Covid-19 /Dok PRFM.

BANDUNG, (PRFM) - Pandemi Virus Corona (Covid-19) di Brazil semakin memburuk. Dalam data terbaru pada Rabu (20/5/2020) kemarin, kasus baru mencapai hampir 20 ribu per hari serta kasus infeksi dan 888 kematian baru pada hari yang sama.

Total kasus infeksi Covid-19 di Brazil kini mencapai 291.579 dengan 18.859 pasien meninggal dunia. Pada Senin (19/5/2020), Brazil bahkan telah menyalip Inggris sebagai negara dengan kasus Covid-19 tertinggi ketiga di dunia.

Saat ini secara global, pandemi Covid-19 telah menyentuh angka lima juta kasus infeksi dan hampir 330 ribu kematian. Amerika Serikat menjadi negara terparah dengan mencatatkan 1,5 juta kasus lebih, disusul Rusia dengan 308 ribu kasus lebih.

Baca Juga: Gudang Majun di Babakan Ciparay Kota Bandung Hangus Terbakar

Presiden Brazil Jair Bolsonaro mendapat banyak kritik atas sikapnya dalam merespons pandemi. Mantan pemimpin militer itu meremehkan langkah pembatasan sosial, dan bersikukuh untuk membuka kembali perekonomian di tengah kasus yang terus melonjak.

Bolsonaro juga giat mempromosikan penggunaan obat malaria, klorokuin, sebagai pengobatan yang berpotensi menyembuhkan Covid-19, sekalipun para ahli kesehatan tidak menyarankan demikian.

Kementerian Kesehatan juga mengeluarkan pedoman baru penggunaan obat tersebut untuk kasus Covid-19 ringan. Menteri Kesehatan Interim, Eduardo Pazuello memberikan persetujuannya untuk protokol baru tersebut.

Sebelumnya, dua dokter meninggalkan jabatan penting di Kementerian Kesehatan setelah berada di bawah tekanan untuk mempromosikan penggunaan klorokuin dan hydroxychloroquine.

Baca Juga: Dentuman Misterius di Bandung Tidak Terkait Aktivitas Gunung Berapi

"Kita sedang dalam situasi perang. Yang lebih buruk dari kalah adalah aib karena tidak berupaya berjuang sama sekali," kata Bolsonaro, dalam sebuah cuitan di Twitter tentang keputusan pemerintahannya terkait penggunaan klorokuin, kendati belum ada pembuktian ilmiah.

Menanggapi langkah pemerintah, mantan kepala Badan Regulasi Kesehatan Brazil Gonzalo Vecina Neto menyebutna sebagai tindakan "barbar", yang lebih mungkin menimbulkan masalah kesehatan karena efek samping jenis obat itu.

"Tidak ada bukti ilmiah. Dan, sangat sulit dipercaya bahwa pada abad ke-21 ini kita masih saja menghidupkan pemikiran yang magis," kata Vecina Neto.

Editor: Rifki Abdul Fahmi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x