Brunei Darussalam jadi Target Pemerintah Indonesia untuk Kerjasama Antarpelabuhan

- 5 Agustus 2021, 20:31 WIB
Brunei Darussalam menjadi negara terkaya nomor 5 di dunia versi majalah Forbes dan Memiliki istana terbesar di dunia.
Brunei Darussalam menjadi negara terkaya nomor 5 di dunia versi majalah Forbes dan Memiliki istana terbesar di dunia. /Tangkapan layar YouTube Data Fakta

PRFMNEWS - Brunei Darussalam menjadi negara tetangga yang masuk dalam target Pemerintah Indonesia untuk membanguna kerjasama antarpelabuhan.

Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Bandar Seri Begawan, Brunei Darussalam, bahkan telah bergerak untuk menawarkan peralatan pelabuhan kepada negara berjuluk Negeri Petro Dollar tersebut.

Seperti dilansir prfmnews.id dari ANTARA, Wakil Kepala Perwakilan RI di Bandar Seri Begawan, Irwan Iding mengatakan, produk perlengkapan pelabuhan seperti bollard, buoy dan fender buatan Indonesia berkualitas baik dan tersertifikasi internasional telah ditawarkan kepada Pemerintah Brunei Darussalam.

Baca Juga: Oded Harap Pemerintah Pusat Lebih Peka Terhadap Kondisi Warga

Produk-produk tersebut ditawarkan sebagai awal mula penjajakan kerjasama antarpelabuhan Indonesia dengan Brunei Darussalam.

"Kami menawarkan kepada Muara Port Company untuk dapat memanfaatkannya sejalan dengan rencana perbaikan dan peningkatan kapasitas pelabuhan Muara," ujar Irwan.

Pernyataan tersebut disampaikan Irwan dalam pertemuan dengan CEO Muara Port Company (MPC) Zeng Caili pada Rabu 4 Agustus 2021.

MPC dibentuk sejak 2017 sebagai perusahaan patungan antara Darussalam Asset (milik Pemerintah Brunei Darussalam) dengan Beibu Gulf Holding (Hong Kong).

Baca Juga: Naik Pesawat Antar Daerah PPKM Level 4 dan Level 3 Wajib Tunjukan Sertifikat Vaksin

Pihak MPC telah mengambil alih keseluruhan manajemen dan kegiatan operasional Pelabuhan Muara baik untuk penanganan kapal penumpang maupun barang.

Irwan bersama tim ekonomi KBRI Bandar Seri Begawan dan CEO Muara Port Company menjajaki peluang bagi penggunaan kapal angkut di Brunei Darussalam dalam bentuk kerja sama sewa menyewa, serta kebutuhan tenaga kerja terampil bidang pelabuhan untuk diisi oleh Indonesia.

Dalam pertemuan itu juga dibahas kemungkinan untuk MPC menjalin kerja sama dengan mitra pengelola pelabuhan di Indonesia melalui kerja sama antarpelabuhan (port-to-port cooperation). Di antaranya dalam hal pengaturan jadwal pengapalan serta konsolidasi barang-barang ekspor-impor antara Indonesia dan Brunei Darussalam.

"Untuk itu, opsi-opsi jalur pelayaran maupun peningkatan kolaborasi antar Pelabuhan perlu terus didorong," kata Irwan.

Baca Juga: Tegas! LIB Sebut Liga 1 Mulai 20 Agustus Sudah Tak Bisa Ditawar Lagi

Menurut pihak MPC, jumlah kontainer dari Indonesia ke Brunei Darussalam dalam enam bulan terakhir meningkat signifikan yang dapat menjadi potensi kerja sama untuk pengaturan jadwal pelayaran antar pelabuhan kedua negara.

Lebih lanjut CEO MPC Zeng Caili mengharapkan agar dapat dilakukan komunikasi dengan perusahaan pelabuhan di Indonesia untuk kerja sama antarpelabuhan.

Pemerintah Brunei Darussalam menyatakan ingin menjadikan Pelabuhan Muara sebagai pusat kegiatan perdagangan dan titik transit arus barang internasional. Terutama untuk koneksi antara negara-negara Asia Tenggara dengan Pelabuhan Shanghai dan Guangxi di China.

Baca Juga: Banyak Kiai Meninggal Dunia di Masa Pandemi, Wagub Jabar Uu Ruzhanul Ulum Prihatin

Untuk itu, MPC berkeinginan terus memperluas kerja sama dengan berbagai pihak termasuk dari Indonesia.

Pelabuhan Muara di Bandar Seri Begawan merupakan gerbang utama untuk arus ekspor dan impor umum di Brunei yang melengkapi pelabuhan khusus migas di wilayah Kuala Belait.***

Editor: Indra Kurniawan

Sumber: Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah