Mesir Sebut Israel Tolak Kerjasama yang Akibatkan Bantuan untuk Gaza Terhenti

17 Oktober 2023, 17:00 WIB
Reaksi para pelayat saat pemakaman anggota keluarga al-Agha Palestina, yang tewas dalam serangan Israel, di Khan Younis di selatan Jalur Gaza, 11 Oktober 2023. /Reuters/Ibraheem Abu Mustafa/

PRFMNEWS - Pemerintah Mesir mengatakan, pengiriman bantuan ke Gaza dan evakuasi pemegang paspor asing melalui satu-satunya pintu masuk yang tidak sepenuhnya mereka kendalikan tidak bisa berjalan karena Israel tidak mau bekerja sama. Akibatnya ratusan ton pasokan bantuan kemanusiaan untuk warga Gaza tertahan.

Kairo mengatakan penyeberangan Rafah, yang berpotensi menjadi jalur vital bagi pasokan untuk masyarakat di wilayah kantong Palestina itu, tidak ditutup secara resmi namun tidak dapat dioperasikan karena serangan udara Israel ke Gaza.

Ketika pemboman dan pengepungan Israel terhadap Gaza semakin intensif 2,3 juta penduduk di wilayah tersebut kehilangan aliran listrik, sehingga layanan kesehatan dan air berada di ambang kehancuran, dan bahan bakar untuk generator rumah sakit semakin menipis.

Baca Juga: Wapres: Dunia Mengutuk Serangan Israel ke Palestina, Perang Ganggu Kedamaian hingga Picu Kerusakan Lingkungan

“Ada kebutuhan mendesak untuk meringankan penderitaan warga sipil Palestina di Gaza,” kata Menteri Luar Negeri Mesir Sameh Shoukry kepada wartawan, seraya menambahkan bahwa pembicaraan dengan Israel tidak membuahkan hasil.

“Sampai saat ini pemerintah Israel belum mengambil sikap untuk membuka penyeberangan Rafah dari sisi Gaza untuk memungkinkan masuknya bantuan dan keluarnya warga negara ketiga," katanya dikutip dari REUTERS.

Para pejabat AS berharap Rafah akan beroperasi selama beberapa jam pada Senin malam, kata juru bicara Gedung Putih John Kirby, seraya menambahkan bahwa harapan sebelumnya untuk membuka penyeberangan telah pupus.

Baca Juga: Puluhan Warga Palestina Tewas dalam Serangan Darat Israel Saat Melarikan Diri ke Gaza Selatan

Bantuan sulit masuk melalui Rafah

Perang yang sedang berlangsung membuat pengiriman bantuan melalui Rafah “sangat sulit”, kata juru bicara PBB Stephane Dujarric.

“Sampai saat ini pemerintah Israel belum mengambil sikap untuk membuka penyeberangan Rafah dari sisi Gaza untuk memungkinkan masuknya bantuan dan keluarnya warga negara ketiga.”

Lebih dari 2 juta warga Gaza terkurung sejak Israel melancarkan pemboman dan blokade intensif sebagai pembalasan atas serangan yang dilakukan Hamas.

Dua sumber keamanan Mesir mengatakan kepada Reuters bahwa gencatan senjata di Gaza selatan yang berlangsung beberapa jam telah disepakati pada Senin pagi untuk memfasilitasi bantuan dan evakuasi di Rafah.

Baca Juga: Pemkab Bekasi Siapkan Calon Destinasi Wisata Religi, Target Bisa Dikunjungi Akhir 2023

Israel membantahnya.

“Saat ini tidak ada gencatan senjata dan bantuan kemanusiaan di Gaza sebagai imbalan atas keluarnya orang asing,” kata sebuah pernyataan dari kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.

Pejabat Hamas Izzat El-Reshiq mengatakan hal yang sama.

Di Rafah, salah satu sumber mengatakan bahwa tidak ada pemboman pada hari Senin dan penyeberangan di sisi Mesir sudah siap. Shoukry mengatakan Mesir bertujuan untuk memungkinkan arus normal melalui penyeberangan tersebut, termasuk bagi warga Palestina yang mencari perawatan medis atau perjalanan normal.

Ratusan ton bantuan dari LSM dan beberapa negara sedang menunggu di truk di kota Al-Arish, Mesir, untuk mendapatkan kondisi yang memungkinkan masuk ke Gaza, menurut dua sumber di sana dan seorang saksi.

Truk bahan bakar berbendera PBB tampak meninggalkan Gaza menuju Mesir melalui penyeberangan Kerem Shalom yang dikuasai Israel.***

Editor: Rifki Abdul Fahmi

Tags

Terkini

Terpopuler