Prancis Akan Melarang Menggunakan Pakaian Abaya di Sekolah-sekolah Negeri

28 Agustus 2023, 15:00 WIB
Ilustrasi abaya. /Reuters

PRFMNEWS - Pemerintah Prancis akan melarang anak-anak mengenakan abaya, jubah longgar dan panjang yang dikenakan oleh sebagian perempuan Muslim, di sekolah-sekolah milik pemerintah.

Hal tersebut dikatakan menteri pendidikan Prancis Gabriel Attal pada Minggu, 27 Agustus 2023, menjelang musim kembali ke sekolah.

Prancis, yang telah memberlakukan larangan ketat terhadap tanda-tanda keagamaan di sekolah-sekolah negeri sejak undang-undang abad ke-19 menghapuskan pengaruh tradisional Katolik dari pendidikan publik, telah berjuang untuk memperbarui pedoman untuk menghadapi minoritas Muslim yang semakin meningkat.

Baca Juga: Bayar USD200 Ribu, Donald Trump Hanya Ditahan 20 Menit di Penjara Fulton County

Sekolah negeri Perancis juga tidak mengizinkan pemakaian salib besar, kippa Yahudi, atau jilbab.

Pada tahun 2004, pemerintah Prancis melarang jilbab di sekolah-sekolah dan mengeluarkan larangan penggunaan cadar di depan umum pada tahun 2010, yang membuat marah beberapa komunitas Muslim yang berjumlah lima juta orang.

“Saya telah memutuskan bahwa abaya tidak lagi dikenakan di sekolah,” kata Menteri Pendidikan Gabriel Attal dalam wawancara dengan saluran TV TF1.

“Saat Anda masuk ke ruang kelas, Anda tidak seharusnya bisa mengidentifikasi agama murid hanya dengan melihat mereka,” sambungnya.

Baca Juga: 90 Persen Titik Api di Permukaan Sudah Padam, Operasi Water Bombing TPA Sarimukti Tetap Dilanjutkan

Langkah ini dilakukan setelah berbulan-bulan perdebatan mengenai penggunaan abaya di sekolah-sekolah Perancis, dimana perempuan telah lama dilarang mengenakan jilbab.

Kelompok sayap kanan dan sayap kanan juga mendorong pelarangan tersebut, yang menurut kelompok kiri akan melanggar kebebasan sipil.

Berbeda dengan jilbab, memakai abaya berada di wilayah abu-abu dan hingga saat ini belum ada larangan sama sekali.

Dewan Kepercayaan Muslim Perancis (CFCM), sebuah badan nasional yang mencakup banyak asosiasi Muslim, mengatakan bahwa pakaian saja bukanlah “tanda keagamaan”.

Membela sekularisme adalah seruan di Perancis yang bergema di seluruh spektrum politik, mulai dari kelompok sayap kiri yang menjunjung tinggi nilai-nilai liberal Pencerahan hingga pemilih sayap kanan yang mencari benteng melawan semakin besarnya peran Islam dalam masyarakat Perancis.***

Editor: Rifki Abdul Fahmi

Tags

Terkini

Terpopuler