Ada Lagi, Peneliti WHO Temukan Varian Baru Omicron Siluman BA.2 yang Dijuluki ‘Son of Omicron’

30 Januari 2022, 18:25 WIB
Covid 19 Muncul Turunan Omicron Siluman BA.2 Muncul /Pixabay/

PRFMNEWS - Tim Peneliti Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengidentifikasi subvarian Covid-19 baru dinamai Omicron BA.2 atau disebut ‘Son of Omicron’ (anak Omicron).

WHO mengumumkan subvarian Son of Omicron yang juga berjuluk ‘Omicron siluman’ ini pada Senin 24 Januari 2022 sebagai varian Covid-19 baru untuk dilakukan pengawasan dan penelitian lebih lanjut.

Meskipun disebut "Omicron siluman", belum ada bukti yang menunjukkan bahwa varian baru Son of Omicron ini tidak dapat terdeteksi tes Covid-19.

Kini, peneliti di seluruh dunia juga masih melacak apakah Son of Omicron ini kebal vaksin atau munculkan gejala lebih parah bagi orang yang terinfeksi daripada varian sebelumnya.

Baca Juga: Datang ke Kantor Polisi Berniat Lamar Cleaning Service, Tapi Pemuda Ini Malah Mengalami Hal Tak Terduga

Melansir rilis studi dari University Rochester Medical Center pada Minggu 30 Januari 2022, Son of Omicron ini menjadi varian Covid-19 keempat setelah Alfa, Delta, dan Omicron.

Varian Omicron BA.2 dikatakan berbagi sebagian besar mutasinya dengan varian Omicron asli, tetapi dengan beberapa mutasi baru yang berpotensi mempengaruhi cara fungsi virus baru ini.

Profesor Penyakit Menular di University of Rochester Medical Center, Edward Walsh menyebut, peneliti harus melakukan penelitian terhadap Son of Omicron ini dengan menjawab beberapa pertanyaan penting.

“Seberapa baik vaksin Covid-19 saat ini atau infeksi sebelumnya melindungi dari subvarian baru ini? Apakah antibodi dan obat monoklonal yang digunakan saat ini masih berfungsi? Dan apakah itu menyebabkan penyakit yang lebih parah?” ujarnya.

Data awal menunjukkan, BA.2 dapat menyebar lebih mudah daripada Omicron, meski masih butuh banyak data penelitian untuk memastikan sifat ini. Termasuk untuk memahami dampak peningkatan penularan yang mungkin terjadi pada rawat inap dan kematian.

Baca Juga: 2 Aktivitas ini Suka Dilakukan Ridwan Kamil Sebagai Ajang Pelarian Melepas Stres dan Penat

Menurut data Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) dan Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular (NIAID) di AS, sejauh ini kasus BA.2 terdeteksi di 49 negara dan 17 negara bagian di AS, dengan lebih dari 10.800 kasus dilaporkan.

“Kemunculan varian dan sub varian baru memang tidak terduga. Terlalu dini untuk mengatakan apakah subvarian ini perlu dikhawatirkan,” ucap Walsh.

WHO belum menunjuk subvarian ini sebagai ‘variant of concern’ atau bahkan ‘varian of interest.’

WHO sementara masih melacak apakah BA.2 ini menyebabkan penyakit yang lebih parah, mengingat sejauh ini belum ada bukti mengarah ke dampak tersebut.

Sedangkan julukan 'siluman' disematkan pada varian ini karena BA.2 awalnya disebut agak sulit dideteksi oleh beberapa alat tes Covid-19.

Baca Juga: KSAD Jenderal Dudung Pimpin Pemakaman Korban Tembak KKB Papua di TMP Cikutra Bandung

“Tes diagnostik Covid-19 masih cukup valid mendeteksi virus, tetapi tidak dapat mengungkap detail apakah itu Omicron atau varian Omicron yang mana,” tutur Walsh.

Walsh tetap berharap bahwa BA.2 tidak menyebabkan penyakit yang lebih parah atau kebal vaksin dan berharap saat ini dunia sedang menuju fase di mana penyakit akan semakin berkurang.***

Editor: Indra Kurniawan

Sumber: Univerity of Rochester Medical Center

Tags

Terkini

Terpopuler