PBB dan Pemerintah Bangladesh Sepakat Bantu Pengungsi Rohingya

10 Oktober 2021, 15:37 WIB
POTRET pengungsi muslim Rohingya.* /ANTARA/REUTERS/Danish Siddiqui/aa.

PRFMNEWS - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Pemerintah Bangladesh sepakat untuk membantu pengungsi Rohingya.

Kesepakatan ini diteken langsung oleh Komisariat Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengungsi (UNHCR) dan Pemerintah Bangladesh, Sabtu 9 Oktober 2021.

Seperti dikutip prfmnews.id dari ANTARA, PBB dan Pemerintah Bangladesh menandatangani kesepakatan terkait Pulau Bhasan Char yang menyetujui pembentukan kerangka kerja dan kebijakan tanggap kemanusiaan bagi pengungsi Rohingya.

Baca Juga: KRONOLOGI: Kasus Pengeroyokan di Cililin Bandung Barat, Lima Pelaku Menumpang Ambulans

Perjanjian yang berkaitan dengan Pulau Bhasan Char memungkinkan kerja sama yang erat antara PBB dan Pemerintah Bangladesh untuk melayani kepentingan pengungsi Rohingya yang jumlahnya semakin meningkat.

Pemerintah Bangladesh kini menampung sekitar 1,2 juta warga Rohingya di kamp-kamp pengungsian di distrik selatan Cox's Bazar.

Para pengungsi Rohingya diketahui melarikan diri dari negara bagian Rakhine di Myanmar, setelah jadi korban tindakan brutal militer pada Agustus 2017 silam.

Karena padatnya kamp-kamp di Cox's Bazar, Pemerintah Bangladesh mulai merelokasi 100.000 pengungsi Rohingya ke Pulau Bhasan Char pada Desember tahun lalu. Sejauh ini, sekitar 20.000 pengungsi telah direlokasi di pulau tersebut.

Baca Juga: Warga Bandung jadi Korban Gelasan Layangan saat Melintas di Flyover Kiaracondong, Pupil Mata Kanan Sobek

Pulau Bhasan Char terletak 50 kilometer di lepas pantai barat daya Bangladesh dan berjarak hampir 193 kilometer dari ibu kota Dhaka.

Pemerintah Bangladesh telah membangun 1.400 rumah di pulau itu masing-masing memiliki 16 kamar di dalamnya.

Sebelum menandatangani kesepakatan dengan Bangladesh, PBB telah mengadakan diskusi dengan komunitas pengungsi Rohingya di Cox's Bazar dan mereka yang sudah ada di Bhasan Char.***

Editor: Indra Kurniawan

Sumber: Reuters ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler