PRFMNEWS - Banyak netizen yang mengkritik Walt Disney ketika mereka memutuskan untuk membuat versi life action dari animasi klasik The Little Mermaid (1989). Mayoritas netizen merasa pemilihan cast dari versi life action ini kurang pas.
Sang pemeran utama, Halle Bailey, dianggap tidak sesuai untuk merepresentasikan karakter Ariel. Belum lagi desain karakter dua sahabat Ariel, Flounder dan Sebastian, yang dianggap terlalu realistik.
Berikut ulasan Tim PRFM yang berkesempatan menghadiri special screening The Little Mermaid (2023) di Bandung oleh Disney Indonesia.
Baca Juga: Jadwal Konser Coldplay di Jakarta 2023 Ditambah Jadi 2 Hari? Sandiaga Uno Bilang Begini
Lantas, apakah film ini seburuk dugaan netizen?
Jawabannya adalah, jika Anda masih "keukeuh" kalau penampilan Ariel haruslah berkulit terang dan berambut merah, maka ini bukanlah film untuk Anda. Namun jika Anda siap menerima segala perubahan dari animasi klasik The Little Mermaid (1989), maka ini adalah film yang layak Anda tonton.
Memang harus diakui, masih janggal rasanya melihat karakter Ariel tanpa rambut merahnya. Akan tetapi, terlepas dari penampilan karakternya, Halle Bailey tampil luar biasa sebagai versi life action dari sosok Ariel.
Penampilan Halle Bailey ketika menyanyikan lagu-lagu klasik dari versi animasi The Little Mermaid (1989), mampu menghadirkan nuansa magis ala Disney.
Baca Juga: Petualangan Sherina 2 Akan Tayang September Nanti
Alan Menken, sang penulis lagu untuk animasi original The Little Mermaid (1989), kembali hadir untuk mengaransemen ulang karyanya di film ini.
Sebagai pengingat, lagu-lagu di film ini mendapat sedikit perubahan aransemen dan lirik dari versi originalnya. Setidaknya ada 4 lagu baru yang ditambahkan di film The Little Mermaid (2023).
Selain Ariel (Halle Bailey), sosok yang berhasil mencuri perhatian penonton di film The Little Mermaid (2023) adalah ketiga sahabat Ariel yaitu Sebastian (Daveed Diggs), Scuttle (Awkwafina), dan Flounder (Jacob Tremblay).
Keputusan Walt Disney untuk membuat desain karakter dari ketiga sahabat Ariel ini untuk tampil lebih realistik adalah keputusan yang tepat. Sebastian, Scuttle, dan Flounder mampu tampil lucu dan menggemaskan dengan tetap terlihat realistik. Bahkan, bisa dibilang ketiga sahabat Ariel inilah yang menjadi tulang punggung komedi di film The Little Mermaid (2023).
Baca Juga: 13 Lagu Populer Terbaik Coldplay yang Wajib Masuk Playlist, Mana yang Jadi Favoritmu?
Penampilan sang antagonis Ursula (Melissa McCarthy) juga patut mendapat pujian. Melissa McCarthy berhasil menghidupkan sosok Ursula yang licik dan jahat ke dalam versi layar lebar.
Terlepas dari segala nilai poisitif yang ada, The Little Mermaid (2023) tetaplah bukan adaptasi yang sempurna.
Setelah menyaksikan film ini di layar lebar, sulit rasanya membayangkan film The Little Mermaid (2023) akan mampu dinikmati dan menginspirasi para anak kecil selayaknya film animasi originalnya. Seolah-olah film ini memang ditujukan untuk mereka yang lahir dan besar dengan film animasi The Little Mermaid (1989).
Color grading dari film ini yang terasa terlalu gelap dan pucat, membuat film ini terlihat kurang menarik bagi penonton berusia muda. Saking gelapnya, kadang film ini jadi terasa seperti film horror bawah laut.
Selain itu, ada beberapa efek visual CGI yang sedikit mengganggu ketika film menampilkan scene di bawah laut. Efek CGI The Litte Mermaid (2023) masih terlihat "kasar".
Masalah CGI sepertinya menjadi "PR" besar untuk studio Walt Disney beberapa tahun ke belakang ini. Masalah serupa juga hadir di film-film Marvel yang dibawahi oleh Walt Disney Studios.
Secara keseluruhan, The Little Mermaid (2023) berhasil menghadirkan salah satu animasi disney yang legendaris ke dalam bentuk life action. Memang tidak luar biasa, tapi tidak bisa dibilang gagal juga. Thumbs up!
The Little Mermaid (2023) sudah bisa Anda saksikan di bioskop mulai hari ini, 24 Mei 2023.***