Fogging Hanya Dilaksanakan Saat Ada Kasus DBD di Suatu Daerah, Dinkes Beberkan Alasannya

- 7 November 2020, 14:58 WIB
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kota Bandung, dr. Rosye Arosdiani saat menjelaskan terkait jumlah warga yang mendaftarkan diri menjadi relawan uji klinis vaksin covid-19 dari Sinovac China di Balai kota Bandung, Selasa 25 Agustus 2020.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kota Bandung, dr. Rosye Arosdiani saat menjelaskan terkait jumlah warga yang mendaftarkan diri menjadi relawan uji klinis vaksin covid-19 dari Sinovac China di Balai kota Bandung, Selasa 25 Agustus 2020. /TOMMY RIYADI/PRFM

PRFMNEWS – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung menyebut fogging atau penyemprotan nyamuk dengan obat tidak disarankan dilakukan jika di daerah tersebut tak ada kasus demam berdarah (DBD).

Penyemprotan tersebut boleh dilakukan setelah mendapatkan rekomendasi dari puskesmas setempat setelah didapati banyak kasus demam berdarah di daerah tersebut.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit pada Dinkes Kota Bandung, dr. Rosye Arosdiani menambahkan, fogging yang dilakukan secara terus menerus berpotensi membuat resistensi atau ketahanan nyamuk dewasa terhadap obat menjadi lebih kuat.

Baca Juga: Mantaaap ! Lagu ‘Mic Drop’ BTS Dapat Sertifikasi Silver di Inggris

“Fogging bukan pencegahan tapi salah satu respon kita. Jadi fogging hanya akan dilaksanakan saat ada kasus. Memang kita tidak menyarankan sama sekali fogging jika tidak ada kasus. Karena yang menjadi target saat fogging itu adalah nyamuk dewasa,” kata Rosye saat on air di Radio PRFM 107,5 News Channel, Sabtu 7 November 2020.

Karenanya Pemkot Bandung lebih menekankan warga untuk tetap mengikuti imbauan 3M plus (menguras, menutup dan mengubur). Tak hanya itu, saat ini Rosye menyebut pihaknya tengah menggencarkan sosialisasi terkait Satu Rumah Satu Jumantik

“Prinsip utamanya sih sama dengan 3M plus. Hanya sekarang kita ada kampanye adalah Gerakan Satu Rumah Satu Jumantik. Artinya, setiap orang bertanggung jawab untuk memantau jentik di rumahnya masing-masing,” ujarnya.

Baca Juga: Cara Pegang HP Ternyata Bisa Tunjukan Kepribadian Seseorang

Diketahui, hingga September 2020 kasus DBD sudah mencapai angka di atas 2 ribu kasus. Dari jumlah tersebut 12 di antaranya meninggal dunia.

Halaman:

Editor: Haidar Rais


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x