"Tahun ini kita targetkan ada 24 sumur imbuhan dalam. Biasanya tiap tahun itu kita buat 10 sumur imbuhan dalam," ungkapnya.
Upaya yang sudah dilakukan Pemkot Bandung
Sementara itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bandung Ema Sumarna mengungkapkan sejauh ini Pemkot Bandung sudah menerapkan berbagai upaya guna mengurangi potensi banjir.
"Sudah banyak upaya yang Pemkot Bandung lakukan. Ada kolam retensi, sodetan, rumah pompa, sumur resapan dan lainnya. Namun, banjir masih kerap terjadi di beberapa wilayah," paparnya.
Menurut Ema, faktor pemicu banjir di Kota Bandung antara lain akibat drainase sempit atau dangkal, perilaku buang sampah sembarangan, sedimentasi sungai, dan pengontrolan langsung ke lapangan yang belum ditegakkan secara masif.
"Drainase sempit dan dangkal itu terjadi di Ujungberung. Untuk menyelesaikannya memang harus ada kegiatan di luar program dan dilakukan secara rutin. Kita harus buka semua drainase di Kota Bandung, bisa kerja sama CSR untuk kita selesaikan permasalahan ini," kata dia.
Baca Juga: Ahli Waris Penyelenggara Pemilu di Kabupaten Bandung yang Gugur Dapat Santunan Rp42 Juta
Ema menyatakan penguatan kontrol terhadap perizinan pembangunan pun harus ditingkatkan sebagai salah satu solusi mencegah perluasan area banjir. Sebab menurutnya banyak bangunan yang justru kerap menambah persoalan banjir saat telah berdiri karena tidak memiliki solusi Analisis Dampak Lingkungan (Amdal).
Kemudian terkait kesadaran perilaku dalam menjaga kebersihan, tegas Ema, juga harus ditingkatkan. Ia mengusulkan agar setiap tiga bulan sekali program Bebersih Bandung rutin dijalankan.
"Dalam setahun berarti kita empat kali bersihkan trotoar dan cat median jalan. Ini pasti akan lebih terasa efeknya. Jangan setahun sekali saja saat Hari Jadi Kota Bandung," tegasnya.***