Viral di Media Sosial Lantaran Pelayanan Kurang Maksimal, Direktur RSUD Otista Buka Suara

- 25 Januari 2024, 13:00 WIB
RSUD Otista Soreang Kabupaten Bandung, Sabtu 21 Mei 2022.
RSUD Otista Soreang Kabupaten Bandung, Sabtu 21 Mei 2022. /BUDI SATRIA/PRFMNEWS.ID

PRFMNEWS - RSUD Oto Iskandar Di Nata (Otista) Soreang, Kabupaten Bandung viral di media sosial lantaran seorang netizen mengulas pelayanan Rumah Sakit milik pemerintah tersebut.

Seperti pengguna TikTok @chareesa30 yang mengungkap pengalaman pertamanya datang ke RSUD Otista Soreang untuk mendapatkan pelayanan medis.

Ia mengungkapkan perasaannya didalam video tersebut tentang kurang maksimalnya pelayanan di RSUD Otista Soreang.

"Kenapa pilih RS ini, karena dekat dari rumah, badan udah lemes banget," tulis @chareesa30 pada Rabu 24 Januari 2024.

Dikatakan pengguna TikTok tersebut, ia ditolak saat akan menggunakan BPJS. Hal ini lantaran dirinya tidak membawa surat rujukan.

"Gak bisa (pakai BPJS), harus ada surat rujukan," tulisnya.

Kemudian, pengguna TikTok @chareesa30 mengulas fasilitas yang dianggap kurang maksimal.

Mulai dari toilet kotor, hingga kurangnya fasilitas tempat duduk bagi pasien.

"Banyak pasien duduk di lantai, toilet baunya minta ampun," ujarnya.

Redaksi PRFM kemudian mencoba untuk meminta tanggapan Manajemen RSUD Otista Soreang terkait keluhan masyarakat tersebut.

Redaksi PRFM berhasil menghubungi Direktur Utama RSUD Otista Soreang, Yani Sumpena untuk memberikan klarifikasi.

Terkait toilet kotor, Yani tidak menampik ada satu atau dua toilet yang kotor karena petugas kebersihan kurang maksimal ketika bertugas.

"Toilet satu dua ada (yang kotor)," jelasnya saat ON AIR di Radio PRFM, Kamis 25 Januari 2024.

Adapun terkait sejumlah pasien duduk di lantai karena terbatasnya ketersediaan tempat duduk di ruang tunggu, Yani juga tidak menampik hal ini terjadi.

Agar tidak ada lagi yang duduk di lantai ketika menunggu pelayanan, Yani mengimbau masyarakat untuk memaksimalkan sistem antrean online yang diterapkan RSUD Otista Soreang.

"Untuk yang duduk di lantai, harusnya itu seharusnya tidak terjadi. Kita sudah menjalankan sistem antrian online. Jadi begitu pasien daftar online, dia tau urutan ke berapa, jadi tidak perlu datang terlalu awal. Karena pasien banyak, tempat duduk yang tersedia (kurang)," paparnya.

Sementara terkait pasien ditolak BPJS karena tidak membawa surat rujukan, Yani menyatakan sistem pelayanan RUSD Otista Soreang untuk pasien BPJS mengikuti aturan yang ditetapkan pemerintah.

"Antrean Pasien BPJS juga sama, bisa online juga. Pasien juga bisa daftar di JKN Mobile, di sana ada antrean online juga," ujarnya.

Ditambahkan Yani, ketika pengguna TikTok @chareesa30 mengunggah konten, pihaknya langsung melakukan analisa peristiwa dan investigasi.

Yani menuturkan, pengguna TikTok @chareesa30 awalnya masuk ke ruangan IGD RSUD Otista Soreang.

Ketika di IGD, pasien tersebut mengeluhkan gangguan pencernaan (mencret). Tapi, tanda-tanda vital masih terpantau baik.

"Untuk IGD, ada status darurat dan status tidak daruat. Nah yang pasien ini (pengguna TikTok @chareesa30) statusnya hijau, tidak darurat," ungkap Yani.

Dikarenakan berstatus pasien tidak darurat, pengguna media sosial TikTok @chareesa30 diarahkan ke klinik

"Begitu masuk ke Poli Klinik, tidak bisa pakai BPJS. Karena masuk Poli Klinik harus ada surat rujukan dari Faskes 1. Ketika tidak ada surat rujukan, pasien diarahkan ke jalur umum," tutur Yani.***

Editor: Indra Kurniawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah