Kota Bandung Tangani Stunting Lewat Kolaborasi Multi Sektor

- 17 Januari 2024, 17:30 WIB
Sekda Kota Bandung, Ema Sumarna paparkan strategi penanganan stunting, Rabu 17 Januari 2024
Sekda Kota Bandung, Ema Sumarna paparkan strategi penanganan stunting, Rabu 17 Januari 2024 /Diskominfo Kota Bandung

PRFMNEWS - Sekda Kota Bandung, Ema Sumarna menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam upaya percepatan penurunan stunting.

"Stunting tidak bisa diselesaikan satu sektor tapi multi sektor makannya lahir tim gabungan seluruh OPD yang dilihat dari tupoksi jadi bagian strategis didukung unsur kewilayahan," ujarnya saat membuka Rakor Tim Percepatan Penurunan Stunting Tahun 2024 dan Review Kinerja Tahun 2023 di Papandayan Hotel, Rabu 17 Januari 2024.

Dalam penyelesaian masalah stunting, seluruh program di Kota Bandung harus berjalan secara keberlanjutan. Mencakup dimensi kesehatan, pendidikan, keberlangsungan hidup ideal, dan yang paling penting adalah konsistensi.

Baca Juga: Jangan Anggap Remeh, Masyarakat Iklim Tropis Rentan Alami Masalah Pigmentasi dan Penuaan Kulit

"Stunting tidak berbicara persoalan mandiri. Misalnya gizi buruk, ini berangkai. Ada faktor penyebab apa keturunan, tempat tinggal tidak layak, keburuhan air bersih tidak maksimal, ventilasi tidak optimal. Konsistensi menjadi penting, semua harus terukur semua berbicara output, outcome dan impact," ucap Ema Sumarna.

Ema Sumarna pun meminta adanya sinergi mengenai masalah metode perhitungan data stunting. Saat ini terjadi adanya margin yang cukup besar antara EPPGM dan hasil survey SSGI yang dilakukan oleh Kemenkes.

Untuk itu penting adanya sinergitas untuk mengelaborasi terkait metode perhitungan data stunting agar intervensinya tepat sasaran.

"Kalau data salah jangan harap mengambil langkah benar. Data ini tolong oleh tim TPPS cermati dengan metode yang ada kenapa gap kita terlalu jauh," jelas Ema Sumarna.

Baca Juga: Cari Trek Lari di Bandung? Nih Ada Beberapa Rekomendasinya

Ema Sumarna juga menekankan adanya keterlibatan dari unsur kewilayahan dalam upaya percepatan penurunan stunting. Hal ini penting, agar data terus update dari akar rumput.

"Peran Lurah, data up to date laporan dari masing masing lurah terhadap apa yang selama ini dilakukan kader posyandu yang dijadikan basis data kita untuk mengetahui progres bayi stunting," jelasnya.

Kepala DPPKB, Dewi Kaniasari mengatakan, berdasarkan hasil pengukuran dan publikasi data stunting pada bulan Agustus 2023 oleh Dinkes, di Kota Bandung masih terdapat 65,1 persen anak usia 0-23 bulan mengalami stunting.

"Data tersebut menunjukkan masih tingginya resiko keterpaparan anak masalah akibat masalah gizi dan kesehatan sebagai penyebab yang berdampak pada kesehatan anak," ucapnya.

Baca Juga: Langkah Pemkot Cimahi untuk Atasi Banjir di Beberapa Titik

Dewi menyebut berbagai inovasi telah dilaksanakan oleh pemerintah dan masyarakat Kota Bandung sebagai upaya yang bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat khususnya anak-anak di Kota Bandung.

"Penurunan stunting di Kota Bandung sejalan dengan progran kegiatan prioritas pemerintah di 260 kabupaten kota. Sejak tahun 2020 Kota Bandung jadi salah satu kota perluasan lokasi lokus intervensi penurunan stunting terintegrasi secara nasional," pungkasnya.***

Editor: Indra Kurniawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah