Tak Main-main, Ancaman Banjir Rendam Kota Bandung Kini Makin Nyata, Dosen ITB Ungkap Fakta ini

- 16 Januari 2024, 10:42 WIB
Kondisi salah satu rumah di Gang Apandi Braga yang terdampak banjir Kamis lalu.
Kondisi salah satu rumah di Gang Apandi Braga yang terdampak banjir Kamis lalu. /Diskominfo Kota Bandung

Baca Juga: Pemkot Bandung Maksimalkan Perbaikan Tanggul Jebol Penyebab Banjir di Braga

Kapasitas sungai cikapundung

Heri menuturkan kapasitas Sungai Cikapundung relatif kecil sehingga tidak dapat menampung volume air yang besar. Sehingga menurutnya, ketika mengambil solusi dengan membangun tanggul hanyalah bersifat sementara dan bukan tidak mungkin tanggul tersebut akan kembali jebol.

"Pemerintah sudah melakukan mitigasi melalui pembuatan tanggul sehingga sedikit menambah kapasitas sungai dan air tidak luber ke samping kiri dan kanan sungai. Namun, ketika volume airnya besar akan ada potensi tanggulnya jebol," tuturnya.

Dia mengungkapkan curah hujan memiliki karakteristik rendah, tinggi, dan bisa sangat tinggi serta memiliki masanya. Dampak dari hujan ini dapat memicu kemunculan siklus banjir 5 tahunan di suatu wilayah termasuk Kota Bandung yang sewaktu-waktu dapat kembali terjadi dalam waktu lebih cepat maupun lebih lama.

"Banjir kemarin itu, kemungkinan volume yang biasa terjadi sekian puluhan tahunan. Jadi ada anomali curah hujan yang sangat besar," terangnya.

Baca Juga: Bandung Diguyur Hujan Lebat, Sungai Cikapundung Meluap

Heri lanjut mencontohkan sejumlah kota di negara lain seperti Jepang, Amerika Serikat, Cina, Thailand, hingga Filipina sudah menerapkan infiltrasi yang sangat baik untuk mempersiapkan apabila terjadi siklus banjir tertentu.

"Di Jepang misalnya Infiltrasinya dibuat bagus, kapasitasnya dibuat sangat besar. Kiri kanan sungai dapat menampung seandainya ada banjir," paparnya.

Dia menerangkan, di pinggiran sungai di Jepang ketika hujannya kecil lokasi tersebut dapat menjadi area bermain hingga fasilitas olahraga. Namun ketika curah hujan tinggi, area tersebut berfungsi menjadi daya tampung banjir.

Selain itu, solusi lain yang sudah ada di Tokyo, Jepang, seperti katedral bawah tanah yang dibangun di bawah infrastruktur gedung-gedung untuk daya tampung air yang sangat luar biasa.

Halaman:

Editor: Rifki Abdul Fahmi


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah