Saat musim kemarau, penyebab pada siang hari terik sinar matahari lebih maksimal karena tidak ada tutupan awan. Akibatnya, permukaan bumi menerima radiasi yang maksimal.
Sedangkan pada malam hari, bumi akan melepaskan energi karena tidak ada awan. Maka dari itu, saat malam hari hingga dini hari, radiasi yang disimpan di permukaan bumi akan secara maksimal dilepaskan.
"Kondisi inilah yang kemudian menyebabkan permukaan bumi mendingin dengan cepat karena kehilangan energi secara maksimal. Dampaknya adalah suhu minimum atau udara dingin yang ekstrem di malam hingga dini hari," ungkap Ayu.
Selain itu, menurutnya, penyebab tambahan mengapa suhu udara menjadi dingin pada puncak musim kemarau adalah karena dipengaruhi kondisi musim dingin di wilayah Australia.
Terdapat pola tekanan udara yang relatif tinggi di Australia menyebabkan pergerakan massa udara dingin menuju Indonesia atau lebih dikenal dengan Angin Monsun Australia.
"Hal ini juga merupakan penyebab utama terjadinya musim kemarau di Indonesia. Angin Monsun Australia ini membawa suhu dingin yang berada di wilayah Australia ke wilayah Indonesia yang berada di wilayah BBS (Belahan Bumi Selatan),” paparnya.
Ayu mengimbau kepada seluruh masyarakat Kota Bandung untuk tidak khawatir ketika terjadinya fenomena ini. Sebab suhu dingin pada puncak musim kemarau adalah suatu fenomena yang wajar terjadi terutama untuk wilayah Indonesia di BBS.
Baca Juga: Wasit Liga Ikuti VAR Theoritical Education Sebelum Lakukan Simulasi
"Masyarakat diharap untuk menyiapkan diri dengan menggunakan jaket dan atau selimut di malam hari dan selalu menjaga stamina tubuh sehingga terhindar dari berbagai potensi penyakit," imbau Ayu.