Menurutnya, Pak Ogah sebenarnya bisa membantu petugas kepolisian yang jumlahnya tidak memungkinan untuk berjaga di setiap persimpangan jalan.
Baca Juga: Pemerintah Kota Bandung Kaji Sistem Parkir Berlangganan
"Di banyak tempat, tidak semua persimpangan bisa ditangani petugas kepolisian, personel sangat sedikit nggak mungkin jaga semua simpang," terangnya.
Pak Ogah juga akan lebih baik apabila dibina agar tidak menjadi aksi premanisme. Terlebih lagi, mereka yang memprioritaskan pengendara yang bayar, ketimbang pengaturan lalu-lintas.
"Kalau sudah dibina, sewajarnya, jadi tidak memprioritaskan yang bayar, tapi prioritaskan yang mengatur," ungkapnya.
Soal apakah Pak Ogah perlu digaji, menurutnya hal itu tidak perlu. Hal tersebut karena Pak Ogah bisa mendapat uang dari pengendara.
"Kalau masalah gaji, saya rasa tidak perlu, karena dapat dari masyarakat yang ditolong pak ogah, yang penting terdata, tidak liar, tidak rebutan dan tidak seenaknya," pungkasnya.***