Perhatikan Ciri-ciri dan Gejala Penularan Difteri, Jangan Sampai jadi KLB di Bandung!

- 1 Maret 2023, 11:00 WIB
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kota Bandung,  dr. Ira Dewi Jani mengungkap gejala penyakit difteri, Selasa 28 Februari 2023.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kota Bandung, dr. Ira Dewi Jani mengungkap gejala penyakit difteri, Selasa 28 Februari 2023. /Diskominfo Kota Bandung

PRFMNEWS - Pemerintah Kabupaten Garut telah menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) difteri.

Hal ini lantaran sebanyak delapan orang menjadi korban difteri yang merupakan penyakit menular

Sementara itu Pemerintah Kota Bandung mengimbau masyarakat untuk mewaspadai penularan difteri.

Baca Juga: Harga BBM Shell di Bandung Juga Naik Per Hari Ini 1 Maret, Cek Selengkapnya

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung, dr. Ira Dewi Jani menjelaskan, difteri merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Corynebacterium.

Menurut dokter Ira, cara penularan difteri mirip-mirip Covid-19, yakni melalui droplet (air liur) saat berbicara, bersin, atau batuk.

Oleh karena itu hal terpenting yang harus dilakukan adalah mencegah difteri menjadi wabah dan Kota Bandung menetapkan status KLB.

Baca Juga: Kronologi Perampokan Uang BOS Rp167 Juta di Garut, Para Pelaku Bagi Tugas Salah satunya Nyamar Jadi ASN

"Imunisasi itu dapat mencegah dia (difteri) bermanifestasi. Sehingga meski potensi tertular itu tetap ada tapi tidak menimbulkan manifestasi klinis atau saat anak tertular atau bergejala tidak menimbulkan komplikasi yang hebat atau kematian," ujar dokter Ira pada Selasa, 28 Februari 2023 kemarin.

Dilanjutkan dokter Ira, hal penting lainnya untuk masyarakat adalah cara mendeteksi gejala difteri sedini mungkin. Meski menurut dia, bagi masyarakat umum memang agak sulit untuk mendeteksi karena gejala atau keluhan yang dialami pasien.

Hal ini lantaran keluhan pasien bisa beragam, seperti demam atau tidak demam. Namun, ada juga gejala lain seperti nyeri menelan, sesak nafas, dan batuk pilek.

"Gejala-gejala tersebut karena kuman difteri membentuk selaput berwarna abu keputihan di tenggorokan pasien. Itu yang menyebabkan sakit tenggorokan dan jika sudah parah bisa mengganggu pernafasan, atau berliur terus," papar dokter Ira.

Baca Juga: Daftar Harga BBM Non Subsidi di Bandung Pasca Penyesuaian 1 Maret, Pertamax Mengalami Kenaikan

Jika sudah menemui gejala tersebut, kata dokter Ira, sebaiknya pasien langsung dibawa ke faskes terdekat. Sebab masyarakat umum biasanya sulit menentukan apakah ini benar karena difteri atau bukan.

Jika sudah dibawa ke faskes, nantinya tenaga kesehatan yang akan menentukan itu difteri atau bukan. Sebab untuk mendiagnosa secara pasti memerlukan pemeriksaan kultur di laboratorium dan butuh waktu sampai hasilnya keluar.

"Setelah kita mencurigai secara klinis difteri, harus segera dicari kontak eratnya dan yang bersangkutan harus diisolasi sampai memang dibuktikan ia tidak terkonfirmasi. Mirip seperti Covid-19," ungkap dokter Ira.

Tak hanya anak-anak, ungkap dokter Ira, penyait difteri pun bisa menyerang orang dewasa.

Baca Juga: Gratis Angkut Motor Saat Mudik Lebaran 2023, Berikut Cara Daftar dan Persyaratannya

Dokter Ira membeberkan, beberapa faktornya bisa saja karena dulu status imunisasinya kurang lengkap. Pun jika sudah lengkap bisa saja terkena, tapi tidak memiliki komplikasi yang serius.

"Makanya dua kasus yang dilaporkan secara klinis ini alhamdulillah hasil akhirnya adalah hidup sehat kembali. Sebab yang dikhawatirkan itu jika mereka mengalami komplikasi berat akibat dari kurang lengkapnya imunisasi yang dulu dilakukan," kata dia.

Untuk itu dokter Ira mengimbau masyarakat untuk tetap menerapkan disiplin pola hidup bersih dan sehat (PHBS), melaksanakan prokes seperti cuci tangan dan menggunakan masker.

"Khusus untuk anak balita dan anak sekolah, harap dilengkapi lagi imunisasi DPT, kenali gejala dan tanda untuk mendeteksi dini difteri," pungkasnya.***

Editor: Indra Kurniawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah