Tempat Pengolahan Sampah di Kota Bandung Disulap jadi Spot Foto Instagramable

- 18 Mei 2022, 21:00 WIB
 Tempat pengolahan sampah di Kelurahan Sukamulya, Kecamatan Cinambo, Kota Bandung disulap jadi spot foto Instagramable.
Tempat pengolahan sampah di Kelurahan Sukamulya, Kecamatan Cinambo, Kota Bandung disulap jadi spot foto Instagramable. /Diskominfo Kota Bandung

PRFMNEWS - Ada sesuatu yang unik jika kita berkunjung ke wilayah Kelurahan Sukamulya, Kecamatan Cinambo, Kota Bandung, Jawa Barat.

Tepatnya di area RW 01, terdapat spot foto Instagramable di wilayah wilayah Kelurahan Sukamulya, Kecamatan Cinambo, Kota Bandung.

Setelah dilihat secara seksama, ternyata spot foto Instagramable tersebut merupakan tempat pengelolahan sampah.

Baca Juga: Apa Itu Program Indonesia Bersih yang Katanya Mampu Membuka Ribuan Lapangan Kerja Baru

Anda bisa melihat langsung bagaimana warga mengelola lokasi pengolahan sampah di Kota Bandung menjadi menarik.

Di sepanjang jalannya, dihiasi mural motivasi. Lalu ada payung-payung kecil yang menggantung menambah nilai estetik dari kawasan ini.

Selain itu ada pula pojok Kang Pisman untuk memilah dan mengolah sampah dari warga di sekitar.

Digagas oleh Duta Kang Pisman dan Ketua Kawasan Bebas Sampah (KBS) Kecamatan Cinambo, Tika Surtika Harti memulai langkahnya untuk melestarikan lingkungan sejak taun 1997 silam.

Berkat usaha dan kerja kerasnya, wilayah tempat tinggalnya di RW 01 Sukamulya berhasil memperoleh beberapa apresiasi dari tingkat kelurahan, kecamatan, hingga penghargaan Program Kampung Iklim (Proklim) dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bandung.

Baca Juga: Kakan Kusmana, Peraih Medali Emas Pertama Indonesia di SEA Games 2022 Merupakan Warga Bandung Barat

Untuk menginspirasi kita, Tika membagikan kisah perjuangannya selama ini untuk menciptakan Kota Bandung bebas dari sampah.

"Saya sendiri dulu korban banjir akibat sampah. Lalu, melihat kejadian TPS Leuwigajah meledak membuat saya berpikir. Seandainya tidak semua sampah dibuang ke TPS. Masalah seperti yang saya alami dan kita lihat pasti tidak akan terjadi," beber Tika pada Rabu, 18 Mei 2022.

Setelah itu, akhirnya di tahun 2010, Tika mulai menyeriusi pergerakan ini bersama rekan-rekan sejawatnya dalam satu organisasi lingkungan.

Pergerakannya pun semakin luas sampai ke masyarakat se-Kecamatan Cinambo.

Dari rumah ke rumah dengan tekun ia dan rekan-rekannya memberikan edukasi pada warga. Tika mengakui, jika mengubah kebiasaan masyarakat bukanlah perkara yang mudah.

"Ya namanya juga masyarakat ya, ada yang terima, ada juga yang judes. Tapi kita terus dampingi untuk mau berubah. Apalagi kawasan kami ini termasuk sering jadi tempat lalu lalang orang dari daerah lain karena di depan ada RSUD Ujungberung," ucapnya.

Baca Juga: Bupati Bandung Adakan Lomba Siskamling Desa sebagai Apresiasi, Hadiahnya Bikin Ngiler

Demi mengurangi jumlah sampah, Tika memutuskan untuk tidak menyediakan tempat sampah di sekitar daerahnya. Sebab, banyak masyarakat luar yang masih belum memahami cara pilah sampah dengan benar.

"Kalau ada tempat sampah, malah seperti memberikan peluang untuk orang-orang memproduksi sampah. Padahal, harapan saya, daerah ini hanya menghasikan sampah residu 10 persen yang dibuang ke TPS. Meski memang sampai sekarang sampah residu ke TPS itu 40 persen setelah kita pilah dan olah," jelasnya.

Maka dari itu, Tika mengajak warga di lingkungannya untuk menciptakan Kawasan Bebas Sampah (KBS) terintegrasi yang terdiri dari pojok Kang Pisman, Bank Sampah Sukarela, perpustakaan mini, urban farming, dan posyandu. Semua warga pun wajib ikut terlibat.

"Karena itu di lingkungan ini unggulannya semua warga adalah pemilah dan pengolah sampah. Kami juga ada perpustakaan mini yang buku-bukunya dari warga juga. Buku yang masih layak, tapi sudah tidak dibutuhkan, kita kumpulkan dan jadikan perpustakaan mini di sini," ujarnya.

Terkait Bank Sampah, ia menjelaskan, konsepnya berbeda dari kebanyakan bank sampah lain. Di sini, warga sukarela memberikan sampah daur ulangnya tanpa memperoleh uang sepeserpun.

Baca Juga: Sedang Mengurangi Kopi ? Ini Pengganti Kopi untuk Lawan Kantuk dari dr Zaidul Akbar

"Hasil penjualan dari Bank Sampah ini kita salurkan untuk bantuan makanan pada balita dan lansia. Jadi bukan komersil seperti bank sampah pada umumnya," tuturnya.

Hal menarik lainnya dari kawasan ini adalah tempat pengolahan sampah yang justru tidak ditemukan wujud dan bau sampah. Malah lokasinya sangat menarik untuk dijadikan tempat berswafoto.

Istri Wali Kota Bandung, Yunimar Mulyana juga sempat berkunjung dan berfoto di tempat pengolahan sampah di Kelurahan Sukamulya.

"Tempat ini namanya Kawasan Bebas Sampah Pojok Kang Pisman Tempat Pengolahan Sampah, tapi kita tidak menemukan sampah. Malah kalau masuk ke sini juga tidak ada aroma bau busuk sampah. Bu Yunimar pernah main ke sini dan bilang, 'Kok seperti lagi di luar negeri ya, Bu?',"papar Tika.

Tika mengaku, tentunya semua kebaikan ini bisa berjalan berkat kolaborasi dan dukungan dari berbagai pihak. Mulai dari tingkat RW, kelurahan, kecamatan, dan terutama Dinas DLH Kota Bandung.

Baca Juga: Aturan Penggunaan Masker Dilonggarkan, Menkes: Bagian Transisi ke Endemi

"Kita sering diskusi, berbagi solusi atas masalah yang masih menjadi tantangan sampai saat ini. DLH juga memberikan fasilitas pendampingan untuk kami," katanya.

Peran para pemuda di wilayahnya juga menjadi salah satu kunci keberhasilan KBS di Sukamulya. Tika mengatakan, ia kerap melibatkan karang taruna untuk membantu terlibat dalam memilah sampah.

"Bukan cuma itu, kami juga menyasar kreativitas anak muda di sini. Saya ajak mereka untuk bantu sosialisasi Kang Pisman lewat mural dengan pesan-pesan motivasi," ujarnya.

"Biasanya mereka akan tanya, apa itu Kang Pisman. Nah, di situlah kita mulai masuk menjelaskan tentang program ini ke mereka," imbuhnya.***

Editor: Indra Kurniawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x