Kota Bandung Genap Berusia 210 Tahun, Budi Dalton Soroti Persoalan Ini

26 September 2020, 08:27 WIB
BUDI Dalton dan koleksi kujangnya.* /ARIF HIDAYAH/PR/

PRFMNEWS - Pada 25 September 2020, Kota Bandung genap berusia 210 tahun. Meski terbilang masih muda dalam ukuran usia sebuah kota, Bandung sudah menjelma sebagai kota metropolitan.

Melihat usia Kota Bandung yang sudah menginjak 210 tahun, sejumlah persoalan klasik seperti di kota-kota besar lainnya, masih dirasakan masyarakat seperti banjir dan kemacetan.

Namun menurut pandangan Budayawan asal Kota Bandung, Budi Setiawan di hari jadi Kota Bandung ke 210 ada persoalan lain yang harus diperbaiki.

Baca Juga: NET TV Bakal Siarkan 2 Pertandingan Sepakbola Malam Ini, Cek Jadwalnya

"Bandung itu menurut saya sudah kehilangan idiom yang membesarkan nama Bandung itu sendiri. Maksudnya dulu Bandung terkenal dengan bobotohnya, fashionnya nah sekarang inilah yang perlu diperbanyak. Agar Bandung terasa ada inner beautynya," kata pria yang akrab disapa Budi Dalton ini saat on air di Radio PRFM 107,5 News Channel, Jum'at 25 September 2020.

Hilangnya karakteristik Kota Bandung ini, kata Budi perlu disikapi serius oleh pemerintah dengan membuka ruang-ruang kreatif agar masyarakat ikut aktif di dalamnya.

"Ketika ditunjuk oleh Belanda sebagai kota baru, Bandung punya marwah berbeda, orang-orang pemikir, kreatif dan lain-lain lahir di kota ini. Penduduk perlu banyak ruang-ruang khusus. Misalnya pegerakan seniman kurang terfasilitasi. Sehingga rekan-rekan seniman ini kesulitan bisa berekspresi dimana," lanjutnya.

Baca Juga: Sudah Dapat SMS dari Bank Dapat Bantuan, Penerima BLT UMKM Segera Lakukan Hal Ini

Melihat persoalan Bandung seperi banjir dan kemacetan yang belum bisa teratasi, Budi menerangkan hal tersebut bisa ditutupi andai pemerintah dan masyarakat Kota Bandung bisa berkolaborasi menghasilkan produk kreatif.

"Kalau yang faktual berita mengenai masalah banjir, macet itu tidak perlu diomongkan lagi. Tapi akan lebih bijak bila menutupi kekuangan dicounter produk kreatif," ungkap dia.

Lebih lanjut menurut Budi produk kreatif yang dihasilkan tersebut tentu saja harus diiringi dengan pendekatan budaya kental khas sunda.

Baca Juga: Regulasi PSSI Dinilai Plin Plan, Umuh Tuding Ada 'Permainan' Anggota Exco PSSI

"Harus ada pendekatan budaya. Jargon-jargon yang bisa mengenal langsung secara konteks budaya harus digelorakan lagi," pungkasnya.***

Editor: Rifki Abdul Fahmi

Tags

Terkini

Terpopuler