Bandara Husein Bakal Tak Layani Penerbangan Mancanegara, Pengamat: Jangan Anggap Remeh Rute Domestik

6 September 2020, 08:30 WIB
Bagian depan Bandara Husein Sastranegara Kota Bandung. /dok.PRFM

PRFMNEWS – Bandara Husein Sastranegara menjadi salah satu bandara yang berencana diubah menjadi khusus melayani penerbangan domestik.

Perubahan itu tertuang dalam surat Direktorat Perhubungan Udara Kemenhub tentang usulan status penggunaan bandar udara yang dilansiir pada Juli 2020 lalu. Diketahui ada delapan bandara yang berubah status menjadi bandar udara domestik.

Pengamat Penerbangan, Alvin Lie menegaskan tidak ada yang salah dengan hal itu. Menurutnya, status bandara internasional dan domestik bukan mencerminkan kasta dalam penerbangan.

Baca Juga: Kemenag Sebut Tidak Ada Sertifikasi Penceramah yang Ada Penceramah Bersertifikat

Ia menambahkan, satu-satunya yang membedakan bandara internasional dan domestik adalah rute perjalanannya. Di samping beberapa aspek yang harus dipenuhi bagi bandara internasional, seperti bea cukai, imigrasi, karantina, dan lainnya.

“Bandara internasional maupun bandara domestik itu sama pentingnya, sama terhormatnya. Hanya bedanya bandara internasional itu melayani rute penerbangan ke luar negeri, kalau bandara domestik melayani hanya penerbangan domestik,” kata Alvin saat on air di PRFM 107,5 News Channel, Sabtu (5/9/2020).

Ia pun meminta masyarakat untuk tidak menganggap remeh bandara domestik. Pasalnya, perekonomian dan perdaganan Indonesia selama ini mampu ditopang oleh rute penerbangan domestik, bukan internasional.

Baca Juga: Tarik Wisatawan, Indonesia Kembangkan Wisata Olahraga

“Penerbangan domestik itu jangan dianggap remeh, karena Indonesia ini bisa hidup ditopang perekonomian atau perdagangan domestik. Kalau transportasi udara Indonesia itu bisa hidup, itu karena penerbangan domestik, bukan karena internasional,” ungkapnya.

Karenanya, Alvin mengatakan, momentum ini bisa dijadikan sebagai jalan untuk menata ulang sistem transportasi udara di Indonesia.

Selain itu, lanjut Alvin, ada beberapa penerbangan internasional yang cenderung kurang optimal karena hanya melayani beberapa penerbangan mancanegara.

Baca Juga: Ridwan Kamil Minta Swab Test di Kawasan Industri Ditingkatkan

“Lebih dari 30 yang berstatus internasional. Saya melihat rute yang dilayani, jumlah penerbagannya. Memang itu terlalu banyak. Dari 30 itu, lebih dari 20 itu yang melayaninya ke Singapura dan Malaysia,” jelasnya.

Alvin menilai, data menjadi satu hal yang penting untuk menjadi acuan efektif atau tidaknya operasional sebuah bandara.

“Harus dilihat dulu dalam satu bulan berapa banyak yang dilayani, berapa banyak penerbangannya. Di bandingkan dengan manfaatnya. Ada bandara yang statusnya internasional tapi ternyata melayaninya hanya ke Singapura, Kuala Lumpur, dan Penang saja. Itu praktis membuat bandara kita menjadi pengumpan pada negara lain,” tukasnya.

Editor: Rifki Abdul Fahmi

Tags

Terkini

Terpopuler