Hadapi Musim Kemarau, PDAM Tirta Raharja Imbau Warga Kabupaten Bandung dan Cimahi Tampung Air

22 Agustus 2023, 12:00 WIB
Perumda Tirta Raharja saat berikan keterangan pers mengenai dampak El Nino Senin, 21 Agustus 2023. /Budi Satria/PRFMNEWS

PRFMNEWS - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan musim kemarau pada 2023 akan bersifat lebih kering dibandingkan kondisi klimatologis dikarenakan adanya fenomena El Nino.

“Wilayah Bandung Raya berpotensi mengalami kekeringan dan kekurangan air bersih untuk keperluan sehari-hari,” kata Kepala Stasiun Geofisika BMKG Bandung Teguh Rahayu, pada 25 April lalu.

Karena hal tersebut, Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Air Minum Tirta Raharja mengimbau warga masyarakat di Kabupaten Bandung dan Cimahi untuk menampung air cadangan dan menggunakan air secara bijak dalam menyikapi kemarau dan kekeringan sebagai dampak fenomena El Nino.

Baca Juga: Ini Langkah Perumda Tirta Raharja untuk Penuhi Kebutuhan Air Pelanggan di Tengah Kekeringan Dampak El Nino

Pasalnya, kata Direktur Utama Perumda Air Minum Tirta Raharja Teddy Setiabudi, fenomena El Nino yang sudah dimulai sejak Juni 2023 ini telah menurunkan kapasitas air baku yang biasa mereka olah yakni Situ Cileunca, Situ Cipanunjang, Sungai Cisangkuy, Situ Lembang dan Sungai Cimahi, bahkan sampai 60 persen.

"Penurunan kapasitas tersebut berdampak pada produksi yang diolah di beberapa instalasi, seperti IPA Sukamaju dan IPA Cipageran Cimahi. Karenanya kami imbau warga pelanggan untuk dapat menampung air dan menggunakan air secara bijak dalam kondisi seperti saat ini," kata Teddy saat memberikan keterangan pers di Kantor Perumda Tirta Raharja Senin, 21 Agustus 2023.

Saat ini, kata Teddy, debit kapasitas air baku yang terpantau mengalami penurunan signifikan yakni di Situ Cileunca yang berpengaruh pada Wilayah I Kota Pelayanan Soreang dan Wilayah II Banjaran yang mengalami penurunan 65 persen dari 185 liter/detik menjadi 40-65 liter/detik.

Baca Juga: Kekeringan Dampak El Nino Berpotensi Terjadi di Semua Kelurahan Kota Cimahi

Wilayah terdampak

Kemudian Sungai Cimahi yang memiliki efek untuk Wilayah IV Kota Pelayanan Cimahi kapasitas menurun 40 persen dari 166 liter/detik menjadi 100-120 liter/detik.

Karenanya, kata Teddy, imbauan ini diharapkan agar dilakukan oleh warga, khususnya untuk yang berada di daerah terdampak yaitu:

  • Wilayah I Kota Pelayanan Soreang Komplek Bumi Parahyangan Kencana, Komplek Sanggar Indah Lestari, Komplek Gading Tutuka 2, Komplek Sanggar Indah Banjaran, Komplek Gading Tutuka Residence, Komplek Gading Tutuka Kemala, Kp. Gandasoli, Kp. Gandasari, De Sangkanhurip, Prima Amerta, Banyusari.
  • Wilayah II Kota Pelayanan Banjaran, seluruh Kota Pelayanan Banjaran dan Pameungpeuk, sebagian Kota Pelayanan Baleendah, (Kp. Sepen, Kp. Papak Gede, Komplek Griya Prima Asri, Kp. Suka Asih, Komplek Bumi Cahaya Rencong, Kp. Reungas Condong).
  • Wilayah IV Kota Pelayanan Cimahi dan Unit Cisarua Gandawijaya, Simpang, Pasir Kumeli, Baros, H Haris, Town Place, Kerkof, Cibogo, Aneka Bhakti, Leuwigajah Permai, Sadarmanah, Asem Timur, Lurah, Gatot Subroto, Karya Bhakti, Abdul Halim, Kp Gandrung, Kp Pameungpeuk, Kp Sindangsari, Kp Galudra, Komplek Pusdikhub, Komplek GBR 3, Kp Cileuweung, Kp Terobosan, Kp Cimenteng, Komplek GACC, Komplek Cipageran Asri, Kp Jambudipa, Komplek Kavling Bukit Mas, Komplek D'Green Aqila, Komplek Rinjani, Komplek Cemara, Kp Kebon Jeruk, Kp Cileutik.

Sebagai penanggulangan, Perumda Tirta Raharja melakukan pengaturan jam pengaliran distribusi (penjadwalan distribusi ke pelanggan dan penampungan air di reservoir distribusi), pemantauan jaringan perpipaan (untuk meminimalisir kebocoran dan cepat ditanggulangi), pemantauan tinggi muka air reservoir produksi dan distribusi (untuk memastikan ketersediaan).

"Kemudian pemantauan kapasitas air baku yang masuk ke dalam IPA agar dapat diolah secara maksimal. Lalu pengiriman tangki air untuk daerah terdampak kekeringan yang tidak bisa dilakukan rekayasa distribusi," ucapnya.

Baca Juga: Dampak El Nino di Bandung Barat, Ratusan Hektare Sawah Alami Kekeringan

Selain itu, kata dia, dilakukan komunikasi dan edukasi pada para pemangku kepentingan khususnya mengenai efisiensi penggunaan air mengingat adanya peristiwa El Nino dan juga terkait pentingnya memiliki infrastruktur penampung air hujan.

"Untuk infrastruktur rain harvesting ini, baik secara komunal maupun mandiri untuk menampung air hujan dan diolah menjadi air bersih, khususnya pada wilayah yang sumber air bakunya rawan terdampak peristiwa El Nino maupun hal lainnya," ucapnya.

Dengan sumber air baku yang mengering, kata Teddy akhirnya pihak Tirta Raharja relatif hanya bisa mengolah rata-rata 50 persen dari kapasitas dalam kondisi normal, sehingga ribuan orang atau sekitar 40 persen pelanggan terdampak.

Baca Juga: Pemkot Bandung Upayakan Distribusi Pasokan Bahan Pokok Tetap Terjaga di Tengah Fenomena El Nino

Sebanyak 40 persen warga yang terdampak itu, lanjut dia, tersebar di wilayah Soreang, Banjaran, Majalaya, Baleendah, Bojongsoang sampai ke Rancaekek.

"Kurang lebih pelanggan kita ada 35.000 pelanggan dan yang terdampak di sekitaran situ berkisar 10.000 pelanggan namun dengan kasus yang berbeda," kata Teddy.

Dengan rekayasa yang dilakukan seperti melakukan isolasi jaringan, optimalisasi SPAM, maintenance seluruh instalasi dan pengaliran air secara bergiliran, katanya, yang betul-betul terdampak tidak teraliri air adalah sekitar 3.000 pelanggan, karena kontur daerah pelayanan yang lebih tinggi dibandingkan jaringan air yang ada, sehingga harus dilakukan pengiriman tangki air secara gratis.***

Editor: Rifki Abdul Fahmi

Tags

Terkini

Terpopuler