Cuaca Ekstrem, Pemkot Bandung Cegah Banjir dengan Cara Intensifkan Bangun Sumur Resapan dan Parkir Air

19 Oktober 2022, 19:30 WIB
Intensif bangun resapan dan parkir air dei cegah banjir di Kota Bandung, kata Kepala Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) Kota Bandung, Didi Ruswandi. /Diskominfo Kota Bandung

PRFMNEWS – Cuaca ekstrem salah satunya hujan intensitas tinggi disertai angin kencang dan petir tengah melanda Kota Bandung hingga berpotensi bencana hidrometeorologi berupa banjir.

Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung pun terus berupaya untuk mencegah potensi banjir akibat cuaca ekstrem ini agar tidak terus meluas dan genangan air tak semakin tinggi dengan berbagai cara.

Dua cara yang kini digencarkan Pemkot Bandung untuk menanggulangi potensi banjir selama cuaca ekstrem terjadi, yakni dengan mengintensifkan pembangunan sumur resapan dan kolam retensi.

Baca Juga: Kubah Masjid Islamic Center di Jakarta Utara Terbakar Hingga Hancur

Kepala Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) Kota Bandung Didi Ruswandi mengatakan, sumur resapan jadi salah satu upaya tata kelola air hujan agar tidak menggenang semakin tinggi.

"Paradigmanya, sekarang kita memperbanyak resapan sehingga semakin banyak air diparkir. Ini lebih efektif dan lebih murah dibandingkan dengan normalisasi sungai," ujar Didi di Balai Kota Bandung, Rabu 19 Oktober 2022.

Saat ini, lanjutnya, Pemkot Bandung telah membuat sumur imbuhan dangkal sebanyak 5.000 unit dan sumur imbuhan dalam sebanyak 30 unit. Jumlah itu akan terus bertambah di setiap ruang.

Baca Juga: 7 Ruas Jalan di Kota Bandung Ini Ditutup Tanggal 24 Sampai 26 Oktober, Begini Penjelasan Polisi

"Ini solusinya, mengintensifkan serapan air dengan pembangunan resapan air. Sebenarnya sudah kita kenalkan konsep ‘spons city’ atau kota serap, apapun tempatnya itu harus menjadi resapan," katanya.

Untuk itu, Didi juga mengimbau masyarakat untuk membuat sumur resapan sederhana di rumah masing-masing. Langkah kecil ini menjadi solusi pendukung untuk mencegah banjir.

Cara membuat sumur resapan ini menurutnya cukup di lahan ukuran kecil menggunakan bekas kaleng atau drum galonan maupun bisa juga menggunakan bata.

"Kalau publik terlibat, ini akan mempercepat dan memperbanyak resapan. Lebih cepat juga penanganan banjirnya," ujar Didi.

Baca Juga: Line Up Hari Kedua Babak 32 Besar Denmark Open 2022, 9 Wakil Indonesia Akan Bertanding

"Kalau bisa setiap rumah bikin, kalau nggak, bikin lubang biopori juga membantu. Supaya air itu meresap," imbuhnya.

Ia mengatakan, saat ini Pemkot Bandung juga sedang melakukan berbagai langkah untuk mengantisipasi banjir di beberapa titik.

Seperti di kawasan Pagarsih, Didi menyebut, pangkal banjir di titik tersebut dipicu penyempitan sungai.

"Permasalahan banjir di Pagarsih berpangkal pada penyempitan Sungai Citepus di hulu sungai yang hanya tinggal 5 meter akibat adanya pengambilalihan badan sungai, badan airnya menjadi bangunan. Untuk arah ke hilir sampai kawasan Kabupaten Bandung cukup aman dengan lebar 15 meter," terangnya.

Baca Juga: Ridwan Kamil: Akan Dibangun Universitas Kelas Dunia di Bandung Hasil Kerja Sama dengan Inggris

Walaupun saat ini telah dibangun kolam retensi Sirnaraga dan Bima, namun hanya bisa menampung air 8000 meter kubik, sedangkan volume air ketika hujan deras bisa mencapai 107.000 meter kubik, masih ada selisih yang cukup besar.

"Maka pembangunan serapan-serapan air di kawasan Pagarsih untuk membantu penyerapan air hujan sangat perlu," ungkapnya.

Selain itu, tahun ini, pihaknya telah membangun rumah pompa di Cingised, Kopo Citarip, dan Rancabolang.

"Itu untuk mengurangi dampak banjir Cingised, Kopo dan daerah Gedebage. Di Sukagalih juga kita bangun terowongan air agar bisa membantu menanggulangi banjir di Sukagalih," bebernya.***

Editor: Indra Kurniawan

Tags

Terkini

Terpopuler