Underpass Cibiru Bisa Jadi Solusi Kemacetan, Jika Desainnya Tepat

24 Maret 2022, 21:00 WIB
Gambar desain Perspektif Underpass Cibiru. /DBMP Bandung

PRFMNEWS - Rencana Pembangunan underpass Cibiru yang diproyeksikan mulai dikerjakan pada tahun 2023 mendatang, diyakini mampu menjadi solusi kemacetan di kawasan tersebut. Syaratnya, Detail Engineering Design (DED) tepat dan bukan sekedar bicara pembangunan terowongan saja.

Pengamat Transportasi dari Institut Teknologi Bandung, Sony Sulaksono menilai, pembangunan flyover dan underpass memang salah satu solusi bagi kemacetan lokal. Seperti bundaran Cibiru yang menjadi penghubung antara 3 arus lalulintas seperti ke arah jalan Soekarno-Hatta dan jalan A.H. Nasution.

"Tapi, yang harus dipikirkan dalam proses pembuatan DED nya itu kadang hanya berfikir desain terowongannya saja, padahal harus ada traffic engineer atau pengaturan lalu lintas yang harus dipikirkan," ujar Sony saat dihubungi wartawan pada hari ini Kamis, 24 Maret 2022.

Baca Juga: Terungkap Penyelundupan Sabu Lebih dari 1 Ton di Pantai Madasari Pangandaran, Kapolri: Jaringan Internasional

Terlebih lagi, lanjut Sony, kawasan bundaran Cibiru dikenal sebagai terminal bayangan bagi berbagai jenis angkutan baik itu angkutan kota, elf, hingga bis antar provinsi. Sejumlah hambatan tersebut harus bisa ditangani terlebih dahulu.

"Pemkot harus bisa melakukan pengaturan bagaimana angkot, elf dan bis yang ngetem itu, kalau harus digeser, digeser lah. Tapi, tetap mudah dijangkau bagi masyarakat yang ingin mengakses transportasi tersebut," jelas Sony.

Ia mencontohkan pembangunan Jembatan Pelangi yang berada di persimpangan Antapani dan Jalan Jakarta, menurut Sony, pembangunan harus dilakukan secara menyeluruh, tak hanya berfokus pada pembangunan inti.

"Seperti jembatan Pelangi, ujung-ujung flyovernya ga diberesin malah terjadi penyempitan sehingga terjadi kemacetan. Jadi, harapannya menghilangkan kemacetan di simpang tapi justru kemacetan bergeser ke ujung-ujung flyover," beber Sony.

Baca Juga: Malu Hasil Hubungan Gelap, Wanita di Sukabumi Gugurkan Kandungan dan Minta Bantuan Pacar Kuburkan Bayi

Jika pembangunan Underpass Cibiru dimulai, diperlukan penataan lalulintas baik area keluaran terowongan maupun area masuk terowongan.

"Jangan sampai underpass baru ini menimbulkan kemacetan khususnya di ujung dan mulut-mulut terowongan," ujarnya.

Selain aspek tersebut, penataan pedagang kaki lima serta pelebaran akses terutama di pintu masuk dan keluar Underpass dan manajemen arus lalu lintas saat pembangunan dan sesudah beroperasi harus diperhatikan dengan baik oleh Pemkot Bandung.

"Sehingga, manajemen lalu lintasnya seperti pengalihan kah, pemberesan kawasan pembangunan yang berpotensi menghambat arus lalu lintas bisa diminimalisir, jangan sampai begitu keluar dari underpass ada penyempitan dan membuat titik macet baru," jelasnya.

Perihal underpass yang direncanakan memiliki panjang 188 meter dari total 910 meter ini, Sony mengatakan, pembangunan tersebut termasuk tahap uji coba untuk mengurai konflik kemacetan utama yang terjadi di kawasan bundaran Cibiru.

Baca Juga: Persib Asah Penyelesaian Akhir Jelang lawan Persik Kediri

"Konflik utamanya kan pas di bundaran saja ya, jadi dibuat di area situ terlebih dahulu," tambahnya.

Guna menghindari kemacetan parah saat proses pembangunan, Sony menjelaskan ada dua hal penting untuk menghindari hal tersebut. Selain manajemen lalulintas selama periode pembangunan dan setelah pembangunan selesai dan dioperasikan, desain pembangunan harus menjadi perhatian Pemkot.

"Meski ada kemacetan, kemacetan itu sudah dihitung dan terkendali karena sudah diperhitungkan. Yang terpenting, bagaimana designnya itu tidak menimbulkan kemacetan baru. Meski pelebaran jalan memang sudah tidak mungkin, tetapi merapihkan lebar jalan yang terpakai oleh parkir, pkl itu masih mungkin sehingga lalulintas tidak terganggu saat pembangunan," pungkasnya.***

Editor: Indra Kurniawan

Tags

Terkini

Terpopuler