Sandiaga Pastikan Pengembangan Labuan Bajo Sesuai Prinsip Pariwisata Berkelanjutan

- 6 Agustus 2021, 17:49 WIB
Salah satu spot untuk Wisatawan menikmati wisata Bukit Amelia, Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur. Selain di bukti itu, jika Anda berada di Bandara Komodo, cukup 20 menit Anda berjalan menuju Batu Cermin di Desa Wae Sambi.
Salah satu spot untuk Wisatawan menikmati wisata Bukit Amelia, Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur. Selain di bukti itu, jika Anda berada di Bandara Komodo, cukup 20 menit Anda berjalan menuju Batu Cermin di Desa Wae Sambi. /Rivan Awal Lingga/ANTARA FOTO

PRFMNEWS - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno memastikan pengembangan pariwisata dan ekonomi kreatif di Destinasi Super Prioritas (DSP) Labuan Bajo, Nusa Tenggar Timur, mengedepankan prinsip-prinsip pariwisata berkualitas dan berkelanjutan.

Menparekraf Sandiaga Uno mengatakan, pengembangan pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan adalah pengembangan pariwisata yang memperhatikan dengan seksama dampak terhadap lingkungan, sosial, budaya, makhluk hidup dan ekonomi untuk masa kini dan masa depan, baik bagi masyarakat lokal maupun wisatawan. 

Dijelaskan Sandiaga Uno, Kemenparekraf terus berkoordinasi bersama dengan kementerian/lembaga serta pihak-pihak terkait lainnya untuk terus memastikan bahwa penataan sarana dan prasarana di zona pemanfaatan di TN Komodo tidak menimbulkan atau mengakibatkan dampak negatif terhadap situs warisan alam dunia Taman Nasional Komodo.

Baca Juga: Kasus Penularan Covid-19 dan BOR di Kota Bandung Turun, Mang Oded Minta Warga jangan Lengah

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Indonesia sebelumnya juga telah memastikan bahwa pembangunan di Resort Loh Buaya Pulau Rinca TN Komodo tidak menimbulkan/mengakibatkan dampak negatif terhadap OUV situs warisan alam dunia TN Komodo.

Kesimpulan tersebut didasarkan hasil kajian penyempurnaan Environmental Impact Assessment (EIA) yang dilakukan bersama lintas kementerian/lembaga serta pakar lainnya yang terus disesuaikan dengan kaidah-kaidah yang ditetapkan IUCN.

Kemenparekraf juga tengah menyusun Integrated Tourism Master Plan (ITMP) Labuan Bajo bersama K/L terkait sebagai salah satu upaya untuk memproyeksi ke depan dan menyusun skenario pengembangan sekitar kawasan dalam ITMP ini.

“Cakupan ITMP akan meliputi analisis demand and supply terhadap pengembangan wilayah. Jadi yang kita susun dalam ITMP adalah proyeksi jumlah wisatawan yang disesuaikan dengan carrying capacity, alur perjalanan dan strategi pengembangan yang terintegrasi,” tutur Sandiaga Uno.

Baca Juga: Ridwan Kamil Bagikan Kabar Baik, Ekonomi Jabar Tumbuh Pesat 6,13 Persen di Tengah Pandemi

Saat ini Kemenparekraf bersama Badan Pariwisata Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) terus mendorong inkubasi berbagai kegiatan kreatif seperti seni pertunjukan, seni musik, seni tari, fesyen, juga kuliner, dengan melibatkan komunitas-komunitas yang ada.

Di antaranya adalah inkubasi di Desa Pasir Panjang dan di Desa Komodo yang menghasilkan tari kontemporer kreasi anak muda Animal Pop Komodo sebagai alternatif produk wisata yang juga sempat dipertunjukan di Stasiun MRT Jakarta, pada bulan Mei 2021 silam.

Selain itu ada juga dukungan pengembangan Desa Wisata di luar kawasan TNK seperti Desa Liang Ndara. Di mana desa tersebut diberi pendampingan untuk menawarkan atraksi seni pertunjukan berbasis budaya yang memperkenalkan Tari Caci sebagai salah satu kebudayaan milik Manggarai sehingga menjadi daya tarik sendiri bagi wisatawan yang berkunjung ke Labuan Bajo.

"Juga secara konsisten memberikan pelatihan dan pendampingan kepada masyarakat sehingga mereka dapat turut merasakan manfaat dari pengembangan pariwisata dan ekonomi kreatif di destinasi," pungkas Sandiaga.***

Editor: Indra Kurniawan

Sumber: Kemenparekraf


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x