Hasil Survei Terbaru LSN: Prabowo Masih Teratas

- 6 Oktober 2023, 15:22 WIB
Ilustrasi Pemilu 2024
Ilustrasi Pemilu 2024 /Dok PRFM

PRFMNEWS - Lembaga Survei Nasional (LSN) merilis hasil survei terbaru tentang dinamika elektabilitas bacapres tiga besar empat bulan jelang Pemilu 2024.

Hasilnya, elektabilitas elektabilitas Ganjar Pranowo sedikit mengalami kenaikan, namun Prabowo Subianto masih tetap teratas alias belum terkejar oleh bacapres yang diusung oleh PDI Perjuangan.

Sementara itu meski telah menggandeng Ketum PKB Muhaimin Iskandar elektabilitas bacapres Anies Baswedan tidak juga terangkat.

Demikian kesimpulan dari hasil survei nasional terbaru yang dilaksanakan LSN pada 20 s/d 30 September 2023 di 38 provinsi di seluruh Indonesia. Populasi dari survei ini adalah seluruh Warga Negara Indonesia yang telah berumur minimal 17 tahun (memiliki e-KTP).

Jumlah sampel sebanyak 1420 responden yang diperoleh melalui teknik pengambilan sampel secara acak berjenjang (multistage random sampling). Pengumpulan data dilakukan melalui teknik wawancara tatap muka dengan responden dipandu kuesioner.

Direktur Eksekutif LSN Dr. Gema Nusantara Bakry
Direktur Eksekutif LSN Dr. Gema Nusantara Bakry


Sedangkan ambang kesalahan (margin of error) yang ditetapkan dalam survei ini sebesar +/- 2,6% dengan tingkat kepercayaan (level of confidence) 95%. Validasi data mengacu pada data kependudukan yang dikeluarkan BPS.

Berdasarkan hasil survei LSN, melalui format pertanyaan terbuka (top of mind), pertanyaan tertutup (simulasi 12 nama), hingga pertanyaan tertutup (simulasi tiga nama), elektabilitas Ganjar Pranowo sedikit mengalami kenaikan dibandingkan survei LSN sebelumnya (Agustus 2023).

Namun demikian elektabilitas bacapres Prabowo Subianto masih kokoh di puncak survei. Bahkan apabila Pilpres berlangsung dua putaran, dimana putaran kedua diikuti oleh Prabowo dan Ganjar, elektabilitas Prabowo semakin jauh meninggalkan Ganjar.

Ketika LSN mengajukan pertanyaan secara terbuka (top of mind) siapakah yang akan dipilih jika saat ini dilaksanakan Pilpres, sebanyak 28,9% secara spontan masih menyebut nama Prabowo Subianto.

Sementara yang menyebut nama Ganjar sebanyak 18,6% atau mengalami kenaikan 1,1% dibandingkan hasil survei LSN sebelumnya. Sedangkan Anies hanya menjadi top of mind dari 13,3% responden.

Sedangkan tokoh-tokoh lain seperti Ridwan Kamil, Mahfud MD, Erick Thohir, Agus Harimurty Yudhoyono (AHY) semakin hilang dari memori publik apabila ditanya soal bacapres.

Kemudian ketika LSN mengajukan pertanyaan secara tertutup (siapakah yang dipilih responden dari 12 nama tokoh yang disodorkan LSN), Prabowo Subianto masih tetap kokoh di puncak dengan elektabilitas 33,9%.

Sementara Ganjar Pranowo dipilih oleh 23,5% responden alias mengalami kenaikan 1,4% dibandingkan survei LSN sebelumnya.

Sedangkan Anies Baswedan menjadi pilihan 16,1% responden, alias sama sekali tidak mengalami kenaikan meski telah sebulan lebih menggandeng Ketum PKB Muhaimin Iskandar.

Begitu pula saat LSN membuat simulasi Pilpres hanya diikuti tiga kandidat saja, polanya hampir sama. Prabowo Subianto masih tetap teratas dengan elektabilitas 40,9%.

Sementara Ganjar Pranowo didukung oleh 33,1% responden alias mengalami kenaikan 1,7% dibandingkan hasil survei LSN sebelumnya. Sedangkan Anies Baswedan menjadi pilihan 22,2% responden.

Dengan gambaran peta elektabilitas seperti tersebut di atas, apabila Pilprtes 2024 tetap diikuti oleh tiga capres , hampir pasti akan berlangsung dua putaran.

LSN dalam survei kali ini mencoba membuat simulasi apabila Pilpres putaran kedua diikuti oleh Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo, siapa pemenangnya.

Hasilnya, dalam format head to head dominasi Prabowo atas Ganjar ternyata semakin tak tergoyahkan. Prabowo dipilih oleh 53,5% dan Ganjar didukung 41,2% responden. Dalam simulasi putaran kedua ini pendukung Anies Baswedan mayoritas bermigrasi ke Prabowo.

Mengapa Prabowo Masih Teratas?

Mengapa elektabilitas Prabowo Subianto masih dominan dalam survei LSN kali ini? Berdasarkan analisis LSN, setidaknya ada tiga faktor utama yang menyebabkan kondisi tersebut.

Pertama, faktor Jokowi masih merupakan variabel yang tak bisa dibantah sebagai penyebab utama sulitnya Ganjar mengejar elektabilitas Prabowo.

Hingga saat ini, sebagaimana terkonfirmasi dalam survei LSN, bagian terbesar publik masih meyakini bahwa endorsement dan approval Presiden Jokowi akan diberikan kepada Prabowo. Karena tingkat kepuasan publik alias approval rating Presiden Jokowi masih sangat tinggi maka bacapres mana yang dipersepsikan publik dekat dan di-endorse Jokowi niscaya akan memperoleh bonus elektabilitas.

Kedua, bergabungnya Partai Demokrat dan semakin mantapnya dukungan dari partai-partai dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM) sedikit banyak berefek positif bagi naiknya elektabilitas bacapres Prabowo Subianto. Berdasarkan analisis LSN, soliditas pemilih Partai Demokrat dan partai-partai anggota KIM lainnya untuk mendukung bacapres Prabowo mengalami kenaikan. Jumlah undecided voters atau pemilih galau di kalangan Partai Golkar, PAN, dan Partai Demokrat cenderung berkurang dan semakin mantap menjatuhkan pilihan pada Prabowo.

Ketiga, keberhasilan kubu Prabowo Subianto membangun strategi inklusif untuk menampung dan mempersatukan seluruh komponen bangsa. Kini semua orang, semua unsur masyarakat maupun kekuatan politik seakan-akan merasa nyaman bersama Prabowo. Prabowo tidak lagi menjadi common enemy seperti pada Pilpres 2019. Bahkan tokoh-tokoh yang sangat berseberangan secara ideologis seperti Budiman Sujatmiko dan Immanuel Ebenezer, pun kini merasa nyaman dan bangga bergabung bersama Prabowo. Banyak jenderal dan tokoh nasional yang dalam dua Pilpres sebelumnya selalu menjadi penjegal Prabowo kini banyak yang bergabung dalam barisan pendukung Prabowo.

Sementara itu mengenai fenomena kenaikan elektabilitas Ganjar Pranowo, meskipun tak signifikan, banyak dipengaruhi oleh semakin intensifnya bacapres PDI Perjuangan itu melakukan pendekatan langsung ke publik. Pasca “pensiun” dari posisinya sebagai Gubernur Jawa Tengah, Ganjar justru memiliki keleluasaan untuk menggarap dukungan khususnya di daerah-daerah yang dikuasai Prabowo. Di Jawa Timur, misalnya, hampir setiap hari Ganjar melakukan sosialisasi dan konsolidasi dukungan di berbagai kantong atau basis massa Prabowo.

Pilpres Dua Poros, Siapa Capresnya?

Survei LSN kali ini juga mengangkat wacana Pilpres dua poros yang beredar akhir-akhir ini. Kepada responden diajukan pertanyaan, apakah setuju atau tidak setuju jika Pilpres 2024 cukup diikuti dua pasangan atau dua poros saja. Hasilnya, sebanyak 62,5% responden menyatakan setuju Pilpres 2024 cukup diikuti dua pasangan saja. Hanya 31,4% yang tidak setuju dan 6,1% responden tidak tahu atau tidak menjawab.

Alasan utama responden setuju Pilpres dua poros adalah untuk efisiensi anggaran. Dengan satu putaran saja Pilpres jadi hemat anggaran. Selain itu alasan lainnya adalah mempersingkat ketegangan politik nasional.

Jika Pilpres berlangsung dua putaran ketegangan politik akan berlangsung lebih lama. Sementara itu responden yang tidak setuju Pilpres dua poros pada umunya berpendapat bahwa jika hanya diikuti dua pasangan alternatif pemimpin yang disodorkan kepada publik menjadi terbatas.

Jika ingin Pilpres cukup diikuti dua poros maka mau tidak mau bacapres Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo harus bersatu. Ketika LSN menanyakan kepada responden, siapa yang sebaiknya menjadi capres jika Prabowo dan Ganjar bersatu, ternyata sebanyak 53,7% responden lebih memilih Prabowo daripada Ganjar. Hanya 41,5% yang memilih Ganjar sebagai capres dan Prabowo sebagai cawapresnya.

Kemudian LSN membuat simulasi head to head pasangan Prabowo-Ganjar bertemu Anies-Cak Imin, siapa yang dipilih responden. Sebanyak 72,5% responden ternyata menjatuhkan pilihan pada pasangan Prabowo-Ganjar dan hanya 24,3% yang memilih pasangan Anies-Cak Imin. Sementara 3,2% responden mengaku masih bingung memilih siapa alias undecided.

LSN juga membuat simulasi head to head pasangan Ganjar-Prabowo bertemu Anies-Cak Imin. Hasilnya, mayoritas responden atau 64,8% memilih pasangan Ganjar-Prabowo atau sekitar 8% lebih rendah dari dari elektabilitas pasangan Prabowo-Ganjar.

Sedangkan pasangan Anies-Cak Imin dipilih oleh 32,9% responden atau sekitar 8% lebih tinggi dibandingkan ketika melawan pasangan Prabowo-Ganjar. Sementara sebanyak 2,3% responden masih galau alias undecided.

Erick Thohir dan Gibran, Cawapres Ideal Prabowo?

Apabila Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo tidak jadi bersatu karena terbentar ego masing-masing pihak yang tidak mau jadi cawapres maka Erick Thohir dan Gibran Rakabuming Raka adalah sosok ideal untuk menjadi cawapres pendamping Prabowo Subianto. Berdasarkan hasil survei LSN kali ini cawapres Prabowo sudah semakin mengerucut pada nama Erick Thohir dan Gibran.

Sebanyak 21,8% responden menilai Erick Thohir adalah sosok paling tepat menjadi cawapres pendamping Prabowo, sedangkan Gibran dinilai paling tepat menjadi cawapres Prabowo oleh 20,5% responden.

Nama-nama lain yang dinilai publik tepat menjadi cawapres pendamping Prabowo adalah Ridwan Kamil (12,5%), Mahfud MD (10,6%), Khofifah Indar Parawansa (8,3%), Agus Harimurty Yudhoyono (7,5%), Airlangga Hartarto (2,8%), Puan Maharani (1,5%) dan undecided (14,5%).

Erick Thohir dan Gibran Rakabuming Raka selain memiliki elektabilitas tinggi juga merepresentasi kalangan muda. Pasangan Prabowo-Erick maupun Prabowo-Gibran merupakan kombinasi yang ideal untuk menghadapi tantangan Indonesia ke depan.

Selain kombinasi tua-muda, pasangan Prabowo-Erick atau Prabowo-Gibran juga kombinasi antara militer dan sipil. Sebab itu peluang Erick dan Gibran untuk terpilih sebagai cawapres Prabowo sangat besar dibandingkan nama-nama lain.

Sementara itu untuk cawapres pendamping Ganjar, hasil survei LSN menunjukkan bahwa Sandiaga Uno tetap merupakan satu-satunya tokoh nasional yang dinilai responden paling pantas menjadi cawapres Ganjar.
Dengan mengantongi elektabilitas 20,6%, Sandiaga menyisihkan tokoh-tokoh lain yang juga dinilai layak menjadi cawapres Ganjar, seperti Ridwan Kamil (18,1%), Mahfud MD (12,9%), Erick Thohir (10,5%), Andika Perkasa (8,9%), Khofifah Indar Parawansa (7,9%), Puan Maharani (6,2%), Airlangga Hartarto (1,8%) dan undecided (13,1%).

Sedangkan untuk cawapres pendamping Anies Baswedan, mengingat mantan Gubernur DKI itu telah memutuskan menggandeng Ketum PKB Muhaimin Iskandar maka LSN tidak lagi menanyakan kepada responden siapa cawapres ideal pendamping Anies.

Pemilih Partai Demokrat, Golkar dan PAN Kian Solid Dukung Prabowo

Salah satu temuan yang juga menarik dari survei LSN adalah semakin solidnya dukungan basis massa atau pemilih Partai Demokrat, Partai Golkar dan PAN kepada bacapres Prabowo Subianto.

Untuk Partai Demokrat jika pada survei LSN sebelumnya baru 34,5% pemilihnya yang mendukung Prabowo, dalam survei kali ini sebanyak 44,8% responden yang mengaku pemilih Partai Demokrat akan memilih Prabowo jika Pilpres dilaksanakan saat ini. Berarti hanya dalam waktu satu bulan, sekitar 10% pemilih Partai Demokrat telah bermigrasi mendukung Prabowo.

Untuk Partai Golkar jika pada survei LSN sebelumnya 46,4% pemilihnya mendukung bacapres Prabowo Subianto, dalam survei LSN kali ini telah meningkat menjadi 52,3%. Begitu pula PAN, jika pada survei LSN sebelumnya baru 47,1% pemilihnya yang mendukung bacapres Prabowo, dalam survei LSN kali ini telah bertambah sekitar 7% menjadi 54,6%.

Dengan demikian partai-partai Koalisi Indonesia Maju (KIM) yang mengusung Prabowo basis massa atau pemilihnya semakin solid mendukung bacapres Prabowo Subianto. Kian solidnya dukungan dari partai-partai KIM ini berkontrubusi langsung pada tetap kokoknya elektabilitas Prabowo di puncak survei.

Sementara itu dua partai parlemen pengusung bacapres Ganjar Pranowo hingga kini basis massanya belum terlalu solid mendukung mantan Gubernur Jawa Tengah itu. Berdasarkan analisis LSN, baru 52,8% responden yang mengaku pemilih PDI Perjuangan yang mantap mendukung Ganjar. Sedangkan responden yang mengaku pemilih PPP baru 29,4% yang akan memilih Ganjar jika Pilpres dilaksanakan saat ini. Bagian terbesar pemilih PPP atau 32,1% responden justru akan memilih Anies Baswedan jika Pilpres dilaksanakan saat ini.

Untuk partai-partai koalisi pengusung Anies Baswedan, sejauh ini baru PKS dan Partai NasDem yang sudah solid mendukung mantan Gubernur DKI itu. Lebih dari 60% pemilih PKS dan NasDem sudah mantap menjatuhkan pilihan pada bacapres Anies.

Namun untuk PKB hanya 15,4% pemilihnya yang menyatakan dukungannya pada Anies. Bagian terbesar pemilih PKB atau 38,2% responden ternyata terlanjur jatuh hati pada Prabowo dan mengaku akan memilih Prabowo jika Pilpres dilaksanakan saat ini.***

Editor: Indra Kurniawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah