Network
"Secara resmi Golkar sudah ke KIM, capresnya Pak Prabowo, tapi kan belum ada siapa bakal cawapresnya. Kalaupun kubu sebelah melirik Pak RK jadi bakal cawapresnya Pak Ganjar, itu tidak bisa dilarang. Itu hak konstitusional mereka sebagai partai politik memilih warga negara Indonesia sebagai pemimpin di republik ini," terangnya.
"Sekarang KIM belum jelas siapa bakal cawapresnya. Saya kira wajar muncul godaan politik dari koalisi lain, tapi jangan juga godaan itu lalu kemudian dilarang. Ibaratnya Golkar punya burung di tangan kanan, tiba-tiba di tangan kirinya ada burung yang datang. Jangan sampai burung yang kanan tidak jadi, burung di tangan kiri lepas," imbuh dia.
Secara pribadi, Bimo melihat Ridwan Kamil memiliki elektabilitas yang cukup tinggi di Provinsi Jawa Barat. Jika mantan gubernur Jawa Barat itu diusung menjadi bakal cawapres mendampingi Prabowo, maka hal itu bisa mendatangkan suara dari Jawa Barat.
"Setidaknya kalau Pak RK jadi bakal cawapres, Golkar akan menang di Jawa Barat. Cuma kan kita tunggu saja keputusan dari KIM, siapa bakal cawapresnya Pak Prabowo. Kalau KIM ambil bakal cawapresnya dari Golkar, saya percaya semua akan solid," pungkas Bimo.***
