Seandainya Pilpres dilaksanakan saat ini, sebanyak 39,8% responden kelompok umur 17 s/d 24 tahun yang mewakili Gen-Z mengaku akan memilih Prabowo Subianto. Sementara itu sebanyak 31,5% dari mereka menyatakan dukungannya pada Ganjar Pranowo dan 23,4% lebih memilih Anies Baswedan.
Baca Juga: Pekan ini FIFA Akan Cek Kesiapan Venue Piala Dunia U-17 di Indonesia
Mengapa Prabowo Subianto yang dari segi umur jauh lebih tua dari Ganjar dan Anies serta jarang mendemonstrasikan gimik-gimik politik yang menyasar anak muda, justru menjadi pilihan utama Gen-Z? Anak muda Indonesia ternyata termasuk dalam kategori pemilih rasional (rational voters) yang tidak mudah terjebak oleh politik pencitraan.
Dalam hal ini Prabowo dipandang oleh Gen-Z sebagai sosok pemimpin yang apa adanya, tulus, dan total fokus pada kepentingan dan persatuan nasional.
Mayoritas dari Gen-Z juga mengapresiasi kinerja Prabowo sebagai Menteri Pertahanan RI sebagaimana ditemukan dalam survei LSN kali ini.
Hasil survei LSN juga menunjukkan bahwa jika saat ini dilaksanakan Pemilu, PDI Perjuangan akan keluar sebagai pemenang dengan elektabilitas 19,2%. Namun dominasi PDI Perjuangan terus dibuntuti oleh perkembangan elektabilitas Partai Gerindra yang begitu progresif.
Sebanyak 17,1% responden mengaku akan memilih Partai Gerindra jika pemilu dilaksanakan saat ini.
Elektabilitas PDI Perjuangan cenderung stagnant bahkan sedikit menurun. Salah satu penyebabnya adalah tidak adanya faktor ekor jas (cottail effect).
Ditunjukmya Ganjar sebagai capres ternyata tidak terlalu berpengaruh pada elektabilitas PDI Perjuangan. Posisi Ganjar pada Pilpres kali ini berbeda dengan peran Jokowi pada Pemilu 2014 dan 2019. Pada dua Pemilu sebelumnya Jokowi Effect betul-betul menjadi faktor pendongkrak elektabilitas PDI Perjuangan sehingga memenangkan Pemilu dua kali beruntun. Kini hal yang sama tidak dapat dimainkan oleh Ganjar.