“Hal ini sangat berpotensi menjadi ancaman dan gangguan keamanan di Bali, baik ancaman bersifat terbuka dan tertutup,” ujarnya.
Kehadiran Timnas Israel di Bali, tambahnya, berpotensi jadi sasaran dari berbagai pihak yang bisa membahayakan keamanan dan keselamatan masyarakat Bali dan umumnya Indonesia, serta Timnas Israel selama bertanding di Bali.
Terlebih baginya Bali merupakan Pulau Dewata yang menjadi pusat spiritual, dimana kedamaian dan kemanusiaan dikedepankan yang harus dijaga sebaik-baiknya.
“Sebagai pecinta bola, saya Gubernur Bali sesungguhnya sangat mengharapkan Kejuaraan Dunia FIFA U-20 juga dilaksanakan di Bali, namun event ini tidak bisa dipisahkan dari prinsip kemanusiaan, sebagaimana diamanatkan oleh konstitusi dan Bung Karno,” bebernya.
Koster memastikan dirinya tidak berharap atas keputusan FIFA yang membatalkan Piala Dunia U-20 2023 di tanah air.
“Mengenai sikap penolakan saya atas kehadiran Timnas Israel dalam Kejuaraan Dunia FIFA U-20 di Bali, merupakan wujud tanggung jawab saya sebagai Gubernur Bali, yang saya pertanggungjawabkan secara niskala-sakala (rohani-jasmani), karena didasarkan pada hal yang prinsip terkait kemanusiaan,” tuturnya.***