Analog Switch Off, Menkominfo : Verifikasi Data Penerima STB Harus Akurat

- 13 Juni 2022, 20:20 WIB
Menkominfo Johnny G. Plate.
Menkominfo Johnny G. Plate. /www.kominfo.go.id

PRFMNEWS - Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G Plate menuturkan koordinasi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan penyelenggara multipleksing sangat dibutuhkan untuk mempercepat pelaksanaan ASO.

Terutama, dalam distribusi bantuan perangkat set top box (STB) bagi keluarga miskin.

Pasalnya, penghentian siaran televisi analog atau Analog Switch Off akan segera memasuki tahap kedua yakni pada 25 Agustus 2022 dan tahap ketiga 2 November 2022.

Baca Juga: Jadwal Analog Switch Off di Pulau Jawa untuk Semua Kabupaten dan Kota

"Saya minta mulai mendiskusikannya, sekaligus memberikan tantangan kepada perusahaan-perusahaan televisi. Apa mungkin ASO dilakukan dari ibu kota? Selama ini yang kita lakukan dari periferal atau pinggir. Kita bisa melakukan dari pinggir dan dari tengah, sehingga ini akan kita lakukan bersama-sama," ujar Johhny dalam keterangan resminya.

Bagi Kementerian Kominfo, kunci agar digitalisasi penyiaran nasional tercapai dengan baik adalah dengan koordinasi mengenai verifikasi data penerima STB yang ketat antara pemerintah pusat, daerah, dan lembaga penyiaran swasta (LPS).

"Makin cepat, makin baik. Pak Sekjen Kemendagri, saya harapkan bahwa ini kalau bisa nanti setelah rapat ini langsung dibentuk timnya dan bisa langsung koordinasi untuk memasukkan data-data yang bisa diberikan kepada nanti yang menyediakan STB untuk melakukan distribusinya lebih cepat," tutur Menteri Johnny.

Baca Juga: Ketahui Informasi Seputar Analog Switch Off Lewat Chatbot Whatsapp di Nomor Ini

Menkominfo menyatakan, akurasi penerima bantuan STB akan ditentukan oleh keberadaan data faktual sesuai kondisi di lapangan.

Oleh karena itu, Menteri Johnny mengharapkan kerja sama antara Direktorat Jenderal Penyelenggara Pos dan Informatika Kementerian Kominfo, Kementerian Dalam Negeri dan kepala daerah segera dilakukan.

Adapun, menurut Direktur Penyiaran Ditjen PPI Kementerian Kominfo Geryantika Kurnia, di kedelapan lokasi tersebut pembagian STB sudah dilakukan dengan bantuan dari PT Pos Indonesia. Seluruh perangkat STB bantuan pemerintah telah didistribusikan PT Pos Indonesia pada 30 April 2022.

Baca Juga: Ini Lho Cara Memilih STB yang Tepat dan Bersertifikat Kominfo

"Masyarakat yang selama ini melihat siaran analog sesuai dengan data DTKS mendapatkan STB. Jadi petugas PT Pos Indonesia mendatangi rumah-rumah masyarakat dan membantu meng-install-kan STB sehingga bisa mendapatkan siaran TV digital di perangkat TV masing-masing," jelas Geryantika.

Sebagai upaya memuluskan program ASO, pemerintah mengambil kebijakan untuk menyediakan perangkat STB secara gratis kepada masyarakat tak mampu agar televisi analog atau tabung dapat menerima layanan siaran televisi digital.

Piranti STB tersebut disediakan melalui dua kategori. Kategori pertama, adalah keluarga yang dikategorikan sebagai televisi nondigital milik masyarakat miskin. Perangkat itu disediakan oleh 12 penyelenggara multipleksing atau 12 lembaga penyiaran swasta. Mereka diminta menyiapkan 4,2 juta unit STB.

Kemudian apabila terdapat kekurangan STB bagi masyarakat, maka pemerintah akan membantu penyediaannya untuk masyarakat miskin.

Baca Juga: Perlukah Kuota Internet untuk Menonton Siaran Digital dengan Set Top Box?

Pemerintah menyiapkan sekitar 1 juta unit STB. Sedangkan bagi masyarakat yang tidak dikategorikan sebagai keluarga miskin, Menkominfo menyatakan, penyediaan perangkat STB untuk televisi yang belum digital itu dilakukan dengan pengadaan sendiri.

Saat ini, pemerintah sedang membangun infrastruktur multipleksing (MUX) dengan melibatkan 12 penyelenggara siaran televisi digital yang terpilih. Menurut Menkominfo, pembangunan oleh Televisi Republik Indonesia (TVRI) dan penyelenggara multipleksing dari televisi swasta akan selesai seluruhnya sebelum 2 November 2022.

Penyelenggara multipleksing selain Lembaga Penyiaran Publik TVRI adalah sebelas perusahaan televisi swasta nasional dari enam grup perusahaan yang telah ditunjuk dan ditetapkan sebagai penyelenggara multipleksing yaitu SCTV dan Indosiar (Grup EMTEK), Metro TV, RCTI dan Global TV (Grup MNC), Trans TV dan Trans 7 (Trans Corp), Rajawali Televisi atau RTV, TV One dan ANTV (Grup Viva), dan Nusantara TV.

Sementara itu, Wakil Ketua Komisi I DPR RI, Abdul Kharis Almasyhari, mendukung keputusan pemerintah untuk mengalihkan siaran analog menuju digital.

Politisi fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini mengharapkan masyarakat mendukung peralihan TV analog ke TV digital.

Baca Juga: Jangan Sampai Keliru, Ini Tips Pilih Set Top Box Tepat dan Bersertifikat Kominfo

Siaran TV Digital, katanya, akan memberikan banyak keuntungan dan merupakan teknologi yang membuat penonton di rumah mendapatkan gambar yang jernih, suara yang berkualitas, serta gratis dinikmati oleh seluruh masyarakat Indonesia.

“Migrasi ke TV Digital itu gratis, tidak dipungut biaya apapun. Untuk meringankan masyarakat tidak usah berlangganan TV kabel, cukup pakai antenna yang biasa saja, dengan menambahkan Set Top Box,” kata Abdul Khasris Almasyhari, dalam keterangan pers rilis.

Kharis menjelaskan sebagaimana Pasal 60A Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran sebagaimana diubah melalui Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja, proses peralihan siaran televisi analog ke digital telah ditetapkan pada 2 November 2022 sebagai batas terakhir

“Untuk bisa menerima siaran digital saudara sekalian maka perlu disiapkan alat yang namanya Set Top Box (STB) itu harganya antara Rp150-200.000 itu dipasang di depan kabel antena. Mumpung harganya masih terjangkau maka beralihlah sekarang. Kalau sudah booming nanti bisa-bisa harganya melonjak naik,” ujar Anggota Dewan dapil Jawa Tengah ini.

Lebih lanjut Kharis mengatakan untuk masyarakat miskin yang terdaftar di Kementerian Sosial (Kemensos), akan mendapatkan STB secara gratis. Tapi bagi yang tidak terdaftar bisa membelinya di toko-toko elektronik dengan harga terjangkau.

“Saya mengharapkan kepada masyarakat Solo, Boyolali dan sekitarnya, khususnya kepada seluruh masyarakat yang ada di Jawa Tengah untuk nanti tidak panik jika suatu saat nanti TV nya tidak aktif karena peralihan ke TV digital, dan saya juga berharap kepada para peserta diskusi publik untuk mensosialisasikan kepada tetangga dan keluraganya untuk beralih ke TV digital,” tutupnya.***

Editor: Rizky Perdana


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah