Opsi lain yakni sekolah dengan dilakukan physical distancing dengan membagi jam masuk bagi para siswa. Namun, tetap hal itu harus kembali melihat kelayakan kondisi daerah dimana sekolah itu berdiri.
“Anak sekolah dua hari sekali, tapi itu kan tetap harus mempertimbangkan kondisi daerahnya dulu. Jadi yang penting yang diajak berbicara itu ikatan dokter anak Indonesia. Lalu ahli penyakit menular di setiap daerah, kemudian KPAD,” ungkapnya.
Baca Juga: Menteri PANRB: WFH Bagi ASN Kembali Diperpanjang Sampai 4 Juni 2020
Di samping itu, Retno pun mengimbau para orang tua untuk turut aktif bersinergi dengan sekolah untuk saling bahu membahu melengkapi fasilitas kesehatan di sekolah.
“Ketika sekolah nanti mulai dibuka, harus ada sosialisasi yang diterima orang tua. Orang tua kalau bisa berinisiasi pada para wali kelasnya untuk minta kepala sekolah melakukan dialog daring ke mereka untuk memastikan persiapan sekolah dan apa yang bisa mereka bantu,” kata dia.