Belum Dipastikan Kapan Berakhir, Masyarakat Harus Siap Hidup Berdampingan dengan Corona

- 17 Mei 2020, 07:56 WIB
Ilustrasi virus corona Covid-19
Ilustrasi virus corona Covid-19 /Dok PRFM.

 

BANDUNG,(PRFM) - Pandemi virus Corona yang masih terjadi saat ini, belum diketahui kapan pastinya akan berakhir. Berdamai dengan pandemi Covid-19 marak digaungkan dalam menghadapi situasi tersebut.

Dewan Pakar Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Dr Hermawan Saputra mengatakan bahwa masyarakat harus siap hidup dalam waktu panjang bersama Covid-19.

Hal itu ia katakan karena sampai saat ini belum ada vaksin untuk mengobati Corona. Kemudian, kasus Covid-19 di dunia, termasuk di Indonesia terus mengalami kenaikan yang signifikan setiap harinya.

Menurutnya, jika dilihat dari model prevalensi kasus Covid-19, kemungkinan wabah tersebut akan sulit berakhir di tahun ini.

"Membayangkan dia (Corona) hilang sepenuhnya dari bumi adalah sulit. Boleh jadi kita harus bernafas panjang, siap maraton dengan hidup berdampingan," kata Hermawan saat On Air di Radio PRFM 107.5 News Channel, Sabtu (16/5/2020).

Baca Juga: Per Hari Ini, Lebih dari 4,7 Juta Orang di Dunia Positif Corona

Menurut Hermawan, pengaruh Covid tidak hanya berdampak di tahun ini. Dampak terhadap ekonomi, dan sosial bisa merembet ke tahun depan.

"Sampai 2021, 2022 bahkan. Ada beberapa pakar yang mengatakan bisa jadi beda kasus SARS yang dulu dengan Covid walaupun sama-sama disebabkan Corona," kata dia.

Hal ini kata dia bakal menimbulkan keresahan di masyarakat. Pasalnya di negara lain yang menerapkan pengetatan seperti Inggris, Prancis, yang telah melewati puncak krisis, masih saja terjadi kenaikan kasus.

Kemudian di Cina walaupun sudah pernah terjadi penurunan, namun terjadi gelombang kedua.

Apalagi kata dia di Indonesia, dengan rencana pelonggaran penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

"Sampai sekarang tidak ada kekompakan yang masif di berbagai wilayah, kita fokus di episentrum seperti di Jabodetabek. Di Bandung Raya dan Jawa Barat (PSBB) makin longgar, koordinasi antara pemerintah daerah dan pusat terkesan tidak betul-betul menjamin masyarakat tetap di rumah dan menjamin kebutuhan dasar, sehingga masih banyak yang beraktivtias di luar," kata dia.

Baca Juga: Bergulir Kembali, Berikut Hasil Pertandingan Liga Jerman Hari Ini

"Karena ada tekanan ekonomi ini, terlihat pemerintah lebih baik memperbaiki psikologi masyarakat dengan ajakan berdamai dengan Corona, terkesannya begitu," kata dia.

Lebih lanjut dia mengatakan, dari perspektif kesehatan masyarakat, dirinya tidak berharap PSBB dilonggarkan. PSBB ia harapkan semakin diketatkan, ditingkatkan bahkan dimasifkan.

"Karena bagaimanapun tidak ada cara lain dari perspektif kesehatan masyarakat menahan dan memutus laju Covid ini dengan physical dan social distancing, maka itu caranya dengan PSBB sebagai payung kebijakan," kata dia.***

Editor: Rifki Abdul Fahmi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x