Pengamat: Pembelajaran Lewat Televisi Upaya Tingkatkan Pelayanan Pendidikan

- 10 April 2020, 08:51 WIB
KEGIATAN belajar di sekolah dialihkan ke rumah.*
KEGIATAN belajar di sekolah dialihkan ke rumah.* /RIRIN NUR FEBRIANI/PR/

BANDUNG, (PRFM) – Pengamat Mutu Pendidikan, Idris Apandi menyebut langkah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI yang akan menayangkan program televisi “Belajar dari Rumah” merupakan hal baik. Menurutnya, dalam kegiatan belajar mengajar jarak jauh yang kerap kali menjadi permasalah adalah kuota internet yang tidak dimiliki semua orang.

Ia menambahkan, tidak hanya dikeluhkan oleh orang tua sisa, bahkan ada beberapa guru yang harus terus aktif internet selama 24 jam untuk memantau perkembangan belajar siswa.

“Salah satu langkah sekarang itu kan bagaimana menyiapkan pembelajaran melalui televisi. Ini saya kira sebagai satu upaya untuk bisa meningkatkan pelayanan pendidikan kepada masyarakat plus juga menjawab keluhan dari masyarakat berkaitan dengan tingginya kebutuhan kuota internet. Karena lumayan juga frekuensi penggunaan kuota internet selama pembelajaran di rumah ini,” jelasnya saat on air di Radio PRFM 107,5 News Channel, Jumat (10/4/2020).

Baca Juga: Disdik Jabar Perpanjang Masa Belajar di Rumah bagi Siswa SMA Sederajat

Idris berharap dengan adanya pembelajaran melalui televisi ini orang tua siswa dapat mendamping anak-anaknya. Pasalnya, faktor penentu dalam belajar di rumah adalah orang tua siswa itu sendiri.

“Kita berharap dengan adanya pembelajaran melalui televisi khususnya TVRI disitu orang tua bisa mendampingi anak-anaknya. Karena kegiatan belajar di rumah ini yang menjadi faktor penentunya adalah orang tua. Di sini orang tua diharapkan menjadi guru dadakan bagi anak-anak merekam,” harap Idris.

Baca Juga: Aduan Kasus Rentenir di Kota Bandung Meningkat Dua Kali Lipat

Selain itu, guru pun dinilai Idris untuk jangan hanya mengejar target kurikulum. Namun lebih jauh yakni memberikan bekal kecakapan hidup hingga pendidikan karakter. Ia pun menyebut, guru jangan samapi terlalu banyak memberikan tugas pada siswa.

“Guru diharapkan tidak hanya mengejar target kurikulum tapi juga untuk memberikan bekal kecakapan hidup, life skill, penguatan sikap, penguatan pendidikan karakter bahkan bisa lebih mengoptimalkan peran pendidikan keluarga. Jadi tugas yang diberikan itu jangan sampai terlalu banyak,” tuturnya.

Editor: Rifki Abdul Fahmi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x